Sabtu, 31 Oktober 2015


 
"The Good Mother" (Chapter two).
Cerpen By:
Fadly Affandy

Sarah menatap ibunya yang sedang berada di balik kemudi. Nyonya Natalie, ibunya tampak berbeda sekalih malam itu. Mengenakan setelan jas hitam ketat, dengan rok kulit hitam diatas lutut dan mengenakan sepatu hitam kulit ber hak 2 centi. Ia nampak seperti Agent khusus rahasia seperti di film2 action. Beda sekalih dengan penampilan ibu yang selama ini ia kenal. Yg ia tahu ibunya adalah wanita feminin dan lembut. Tapi malam ini beliau begitu berbeda. Entahlah, Sarah tidak tau berapa lama ia tidak pernah bertemu dengan ibunya. Mungkin Sebulan, dua bulan bahkan bisa jadi hampir setahun sejak ia bercerai dengan Ayah. Sejak saat itu mereka jadi jarang bertemu. Ada perasaan rindu bercampur aduk dalam dadanya. Klo mau jujur ia senang sekalih melihat ibunya malam itu, terlebih lagi pasca kejadian barusan di rumahnya. Dua orang tidak dikenal masuk ke dalam rumahnya, membunuh Ayahnya karena dua orang asing itu mencari Sarah yang di duga menerima transferan uang milyaran dari Natalie, yang konon ibunya itu ambil dari Pria pebisnis konglomerat, tuan Adam, yang tidak lain adalah suami baru ibunya. Sarah sempat mendengar pembicaraan dua orang asing itu bahwa Natalie membuat masalah dengan mencuri beberapa dokumen penting dan sejumlah uang milyaran. Dan parahnya sebagian uang itu di transfer ke rekening Sarah, mau tdk mau Sarah ikut terseret dalam masalah ini.

Untuk saat ini, hanya sebatas itu yang Sarah pahami. Selebihnya ia akan menanyakan beribu macam ipertanyaan kepada ibunya malam ini juga.

"Ibu.. Apa yang terjadi sebenarnya? Aku masih belum memahami semua ini bu. Kenapa ada dua orang asing mencari ku dan membunuh.... Ayah." Sarah bertanya kepada ibunya.

Natalie tidak langsung menjawab pertanyaan Sarah. Ia diam beberapa saat sambil menyetir mobil. Mereka sudah menyetir kurang lebih satu jam mengarah ke utara, meningglkan kota. Dalam perjalanan itu Sarah dan ibunya tidak berkata sepatah kata pun. Seakan keduanya sibuk dengan pikiran dalam kepala mereka masing2.

Di depan ada lampu lalu lintas menyala warna merah membuat ibunya menginjak rem dan berhenti. Lalu Natalie berbalik memandang Sarah, "pertama, ayahmu baik2 saja. Dua orang itu tidak membunuhnya" kata ibunya.

"Hah? Maksud ibu?"

"Ibu sudah menelpon ambulans dan mereka sudah membawa ayah mu ke rumah sakit. Ia aman. Ia bersama orang2ku. Kamu tenang saja. Ayah mu baik2 saja. Ibu pastikan itu."

Mendengar itu Sarah tentu saja senang. Ia bersyukur Ayahnya selamat.

Lampu lalu lintas kembali menyala warna hijau membuat ibunya menginjak gas dan melaju kencang. Sarah sempat tersentak di tempat duduknya. Ia tidak tahu kalau ibunya sudah jadi pembalap sekarang. Sarah kaget dengan beberapa perubahan ibunya. Apalagi ia tadi melihat ibunya baru saja menyelamatkan dirinya dengan menabrak salah satu pria asing yang ingin membunuhnya. Menabrak pria itu yang nyaris menghabisi nyawanya di depan rumahnya. Yah, ibunya baru saja menabrak orang untuk menyelamatkan dirinya. Seolah hal itu adalah hal biasa yang sudah ia lakukan tiap hari. Hebat! Sarah merasa sekarang sangat asing dengan ibunya. Seolah begitu banyak hal yg masih menjadi misterius tentang pribadi sosok orang yang telah melahirkannya ini. Seolah ada banyak hal yang ibu kandungnya itu tidak cerita kepadanya. Dan ia sebagai anaknya ingin menuntut semua penjelasan itu.

Akhirnya dalam sisa perjalanan di dalam mobil itu ibunya pun membeberkan semuanya. Ia bercerita kalau ibunya adalah salah satu Agent rahasia mata2 yang di tugaskan untuk menyelidiki kasus penyelundupan senjata ilegal mafia terbesar. Dan ia menutup rapat identitas nya itu dari siapapun termasuk Sarah dan suaminya. Yang parahnya adalah perceraian kedua orang tuanya itu ternyata bagian dari rencana atau skenario ibunya untuk menjauhkan Sarah dan ayahnya dari masalah ini. Semua hampir saja berjalan lancar, kalau saja salah satu Agent teman ibunya tidak berkhianat dan membelot balik menyerang ibunya dengan membongkar identitasnya. Dan untung saja semua dokumen penting dan beberapa rekening suami barunya itu sudah ia bobol dan amankan. Berbekal dokumen itu maka sang suami konglomerat itu, Tuan Adam bakal ia jebloskan ke balik jeruji. Dokumen itu berisi struktur organisasi mafia kelas kakap di balik semua penyelundupan senjata ilegal dan beberapa koruptor di pemerintahan. Dokumen penting itu sudah ia simpan dalam memori mikro SD yang ia simpan dengan aman. Saat identitasnya terbongkar ibunya Sudah menduga bahwa sang suami konglomerat itu akan memburu anak dan mantan suaminya. Maka malam itu Natalie langsung menuju ke rumah lamanya untuk menyelamatkan sarah dan mantan suaminya itu tapi ia sudah di dahului oleh orang suruhan tuan Adam itu. Tapi untung saja Natalie datang di saat2 terakhir ketika salah satu pria penjahat itu nyaris menangkap Sarah di depan rumah dan dengan kecepatan tinggi ia menabrak pria itu.

Dan sekarang ia dan Sarah sedang dalam perjalanan menuju sebuah apartemen di mana seorang Agent yang lain sedang menunggu nya di sana untuk menyelesaikan masalah ini.

Setelah mendengar semuanya, Sarah masih merasa tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Ibunya seorang agen rahasia? Yang benar saja. Tapi jujur, ia malah senang setelah tahu siapa ibunya sebenarnya. Sarah tipikal anak yang suka tantangan. Jadi untuk hal seperti ini ia malah menganggap hal ini hebat. Baginya ini tidaklah terlalu buruk. Toh, Ayahnya selamat. Dan sekarang ia mengetahui bahwa sang ibu ternyata Agent rahasia. Ini benar2 hebat. Aku akan menikmati ini, pikir Sarah sambil tersenyum-senyum. Sementara disampingnya sang ibu sedang menyetir mobil sedan hitam melaju menuju fajar yang telah menyingsing di ujung saja. Pagi baru saja tiba, seolah menyambut Sarah dengan sebuah tantangan kehidupan yang lain, sebuah kehidupan yang berbeda, bersama Agent rahasia yang tidak lain adalah ibunya sendiri. Ini benar2 luar biasa.

Semangat yang bergelora membuatnya menjadi gadis yang tangguh dan bukan gadis cengeng seperti kebanyakan anak perempuan seusianya.

"Sarah, coba buka laci di depanmu, nak" perintah Natalie tiba2 membuyarkan Lamunan Sarah.

Sarah mengikuti perintah ibunya. Ia membuka laci di hadapannya, dan betapa kagetnya ia ketika melihat dua buah pistol berukuran kecil berwarna perak dan hitam legam di dalam laci yang ia buka. Ia sedikit syok melihat pistol di hadapannya yang biasanya hanya ada dalam film2 Hollywood saja.

"Tolong ambil yang perak. Dan isi pelurunya". Ibunya menyerahkan beberapa butir peluru ke pangkuan Sarah begitu saja yang kelihatan masih syok.

"Bu.. I..ini. Sungguhan?" Tanya Sarah.

"Kau bercanda? Tentu saja itu sungguhan" kata ibunya.
"Tapi kalau kau mau tau apa itu sungguhan, kau akan segera melihatnya".

Kemudian Natalia melihat ke kaca spion mobil.

"Tampaknya ada yang membuntuti kita dari tadi." Kata ibunya yang segera melepas sepatunya dan mulai mengambil pistol di tangan Sarah yang sudah diisi peluru.

"Kau bisa menyetir kan?" Ibunya bertanya. Tapi belum lagi Sarah menjawab ibunya itu keburu menarik tangan Sarah untuk memegang stir mobil.

"Pegang stir ini. Jangan sampai lepas. Ibu akan sedikit 'sibuk' dengan penguntit di belakang" kata Natalie sambil mengeluarkan kepalanya dari jendela mobil, berbalik dan mengacungkan pistol perak di tangannya ke arah mobil jeep silver yang tepat berada di belakang mereka.

Belum lagi Natalie menarik pelatuknya, tiba2 ia kembali ke dalam mobil dan berkata kepada Sarah, "aku percayakan Padamu mobil ini, jangan sampai lecet. Dan, kau akan melihat sekarang apa pistol ini asli atau bukan. OK? Pegang stir itu"

Lalu dengan sangat lincah dan seolah sudah menjadi hal yang lumrah, Natalia kembali mengeluarkan setengah badannya dari jendela mobil dan mulai menarik pelatuk menembaki timah panas ke arah mobil jeep itu.

Dalam dua tembakan saja Natalie berhasil melumpuhkan mobil jeep itu dengan menembak ban depan mobil. Otomatis ban mobil jeep Malang itu meletus dan mereka kehilangan kontrol dan "buuum" terbalik lalu terguling2 di jalanan kemudian membentur trotoar dan berakhir dengan menghantam lampu jalanan.

Sarah menyaksikan semua itu lewat kaca spion dengan mulut menganga membentuk huruf O besar.

"Wow..." Hanya itu yang keluar dari mulut Sarah.

Natalie kembali masuk ke dalam mobil. Kali ini ia membiarkan Sarah yang menyetir sepenuhnya. Soalnya Ia sibuk merapikan busananya, melap ujung pistolnya yang masih mengeluarkan asap dan lalu tersenyum ke arah anaknya, "bagaimana penampilan ibu tadi?"

Sarah tersenyum dan menjawab, "tidak buruk"

"Hanya itu? Tidak ada pujian atau semacamnya? Oh, ayo lah. Kau masih tetap seperti Ayahmu. kagum tapi tidak pernah mengakui".

Sarah menatap ibunya, "Tapi setidaknya Aku tahu kalau pistol di tangan ibu itu nyata. Bukan mainan" kata Sarah sambil tertawa.

Natalie pun ikut tertawa. "Iya, kau benar".

Ketawa keduanya belum lagi habis ketika tiba2 di persimpangan jalan dari arah sebelah kanan jalan Sarah tidak melihat sebuah mobil datang dengan kecepatan tinggi menghantam bagian samping mobil yang Sarah kemudikan.

"Bruuuuaaaak"

Bunyi hantaman kedua mobil itu terdengar keras memecahkan seluruh kaca mobil Sarah dan Natalie hingga mobil itu berguling2 beberapa puluh meter keluar jalur jalanan mengarah ke sebuah taman. Mobil itu akhirnya berhenti dengan posisi terbalik. Sarah dan Natalie masih di dalam mobil itu, mobil mereka ringsek dan hancur. Beberapa percikan api kecil mulai kelihatan. Asap pun mulai tampak Keluar dari mesin mobil yang sebagian hancur.

Di persimpangan jalan, keluarlah seseorang dari dalam mobil yang baru saja menabrak mobil Sarah dan Natalie.

Orang itu bersetelan jas rapi. Dengan sebuah cerutu di ujung bibirnya. Topi kulit bentuk bundar bertengker di kepalanya. Lalu di susul tiga orang keluar dari mobil itu juga.

"Aku sudah bilang, dia bisa saja lari dariku tapi tidak bisa bersembunyi. tidak akan ku biarkan benalu seperti dia hidup. Bunuh ibunya. Anaknya jangan. Aku masih butuh anak tiriku itu untuk beberapa hal" kata pria yang mengenakan topi kulit bundar itu pada anak buahnya.

To be continue

Tidak ada komentar:

Posting Komentar