Sabtu, 27 Oktober 2012

PAPUA kerajaan masa KECILKU


Hujan sore mulai turun perlahan membasahi tanah. Udara dingin diam-diam menusuk kulitku. Suasana desa begitu menyejukkan sanubari. Kututup novel 5cm di pangkuanku, novel yg belakangan menjadi sahabatku di waktu senggang, dan mulai mendongakkan kepalaku keluar jendela.

Rintik-rintik hujanpun jatuh satu persatu menempel di kepalaku, masuk diantara celah-celah rambut dan membasahi kulit kepala. Rasa segar yg luar biasa seketika terasa sampai ke Hati.

Sudah begitu jengahnya mata ini melihat hiruk pikuk kota Makassar, skrg saat nya
Memanjakan indra penglihatanku dengan pemandangan desa yg sangat asri dan sejuk.

Kupejamkan mata, menarik napas perlahan, ahhh,, sejuk sekalih. Aku suka sekalih udara sore di pedesaan yg ku hirup masuk kedalam tubuh ini melalui hidung. Sangat menenangkan jiwa yg rapuh...

Belum lama aku menikmati suasana sore itu, beberapa ponakan tampak berlarian di bawah sana, berkejaran menikmati mandi hujan. Tertawa lepas, sesekali saling dorong dan tertawa lagi. Dari tempatku duduk dia atas rumah panggung, rumah adat kabupaten Barru, aku tersenyum melihat mereka.

Senang sekalih melihat ponakan-ponakan yg kumpul di saat hari Raya idul Adha ini. Mereka sangat suka mandi hujan. Aku jd ingat, semasa kecil, seumuran mereka, akupun kerap kali menyambut hujan dengan suka cita.

Papua..

Yah, disana lah aku di lahirkan...
Lucu memang, aku yg berkulit putih, dan rambut lurus ini akan sangat sulit di percaya klo aku adalah seorang anak yg lahir di jayapura, atau yg skrg lbh di kenal dengan papua.

Di sana, aku lahir dan di besarkan hingga menghabiskan bangku SMP.

Masa kecilku tiba-tiba menyeruak di permukaan. Aku tersenyum, mengingat betapa aku dulu begitu mencintai tanah kelahiranku. Aku bergaul dengan pribumi, suku papua yg kelihatan sangar atau sadis secara kasat mata. Tapi semua itu hanya dugaan semata, prasangka itu lenyap begitu saja mana Kala kita bergaul dan lebih mengenal mereka.

Semua kisah masa kecilku tersimpan rapat di buku memori kecil di hati ini. Aku tdk menyesal atau malu dengan kenyataan bahwa aku lahir di papua. Aku tdk segan memperlihatkan KTP ku yg tertulis jelas kota kelahiranku PAPUA. Atau ketika di tanya kota kelahiranku, aku dengan lantang akan menjawab "aku anak papua, lahir di jayapura, kota yg membesarkanku.."

Sebuah tanah basah tiba-tiba mempel di T-shirt Ku, membuyarkan lamunanku.

"Ayo turun om.." kata fikar, salah satu ponakanku sambil melempar segenggam lumpur. "ikut mandi hujan.." teriaknya.

Ponakan yg lain ikutan melempar.

"hei, hentikan.." aku tertawa dan menjahui jendela. "kamar nenek bisa kotor klo kalian lempar dengan lumpur"  

Mereka tidak mendengarku, Mereka terus melempar dan berteriak, "ayo om turun, mandi hujan.."

"ok.. Ok.." aku menyerah. "hentikan melempar lumpur. Om segera turun.."

Aku segera melepas celana jeans ku, membuka baju ku, kemudian dengan boxer berwarna hitam, aku turun dan bergabung dengan sepuluh ponakakanku yg langsung bersorak Kegirangan saat melihat aku bergabung dengan mereka.

Kami berlarian sepanjang halaman belakang rumah yg luas yg masih di tumbuhi beberapa pohon liar. Aku mengambil Bola pelastik yg tersangkut di rumah pohon tempat ponakanku jadikan 'kerajaan' mereka, dan mulai menendang bola di ikuti ponakan yg berlarian di belakangku..

Suara tawa dari mulut mereka membahana diantara desiran angin dan hujan sore itu.

Satu hal yg teringat, adalah masa kecilku, tubuh ini boleh usang di makan waktu, tapi jiwa ini tetap muda, terbang Jahu ke masa kecilku disana, di kota kelahiranku, PAPUA..

Barru, 27 okt 2012.


*special thanks buat teman2 yg sdh komen di Facebook:

Trismeigawati Tasman Bagus.... Bagus .... Kapan smua cerita mu d Buku kan
Siska Agustina Nice....
:D
:)

Sabtu, 20 Oktober 2012

mengapa DOA kita kadang tidak dikabulkan??

Pernah kah terbersit di pikiran kita, kenapa doa ku tidak di kabulkan oleh Tuhan? Ada apa? Bukan kah aku sudah melakukan semua perintahNya, beribadah, melakukan hal2 yg baik bagi sesama, siang malam berdoa tapi tetap saja doa kita tidak di kabulkan? Mengapa? Apa Tuhan mendengar doa kita kah? Adakah yang salah pada diri kita?

Ok, disini aku akan membantu anda menjawab semua pertanyaan diatas. Tapi sebelum itu coba simak ilustrasi di bawah ini,

Seorang anak kecil berusia 10 tahun meminta orangtuanya untuk membeli sebuah video game, lalu seorang anak yg berusia 15 tahun kakaknya, juga meminta di belikan sepeda motor, dan seorang kakaknya lagi yg berusia 20 thn meminta orangtuanya untuk membeli mobil.

Ketiga anak diatas sama2 meminta sesuatu kepada orangtaunya, namun belum tentu ketiga anak diatas mendapatkan apa yg mereka inginkan. Tentu bukan karena orgtua mereka tdk menyayangi mereka, melainkan karena anak-anak itu belum siap untuk menerima pemberian tersebut.

Mengapa? Karena orangtua akan melihat apakah anaknya sudah siap atau belum untuk menerima pemberiannya. Apabila orang tuanya melihat nilai rapor anaknya penuh dengan nilai merah, tentu anak yang berusia 10 tahun ini bisa dikategorikan belum siap untuk menerima hadiah video game yg dimintanya.

"aku akan belajar rajin jika di ksh video game" jika si anak merengek seperti itu, maka sang orang tua pasti akan geleng Kepala, "buktikan dulu di semester ini, jika rapor kamu tdk ada nilai merah baru kamu bisa dapat video game, untuk saat ini belum bisa krn nilai kamu msh banyak merahnya, yg ada nanti malah kamu tambah malas belajar"

Jadi, si anak berumur 10 thn itu belum siap untuk menerima video game.

Bagaiman dengan anak yg meminta motor dan mobil?

Sang orang tua mau saja mengabulkan apa yg mereka minta, tapi sekali lagi sang orangtua akan melihat historis sang anak belakangan ini, klo sang anak sering pulang malam, sering terlambat pulang dari sekolah karena nongkrong dengan teman2 berandalan dan bolos dari tempat Kursus, maka maaf saja pasti sang orangtua tidak akan mengabulkan permintaan si anak ini. Bisa dibayangkan jika anak ini di beri mobil atau motor, bisa gak pulang2 kerumah. Hehehe...

Begitu juga sama halnya dengan berdoa, Tuhan itu sama seperti orang tua kita.

Banyak orang berdoa kepada Tuhan untuk meminta kesuksesan, kekayaan, jodoh, penghasilan yg lebih besar, dan jenjang karier yg bagus. Tuhan bukan tidak mendengar doa kita. Tidak, Tuhan itu Maha mendengar. Ia mendengar smua doa ummatNya. Tuhan ingin memberikan apa yg kita minta, namun hanya saja kitalah yg belum siap menerima apa yg kita minta. Kita kadang sering kali tidak siap dalam membenahi diri kita untuk menerima berkah dari Tuhan.

Bisa saja mungkin kita masih memiliki kebiasaan-kebiasaan buruk seperti menunda, mengeluh, bergunjing dan suka menyalahkan orang lain. Kita belum siap untuk menerima apa yg kita minta. Siapa tau jika kita di beri banyak uang, maka kita jadi tamak dan sombong, kita malah jatuh kelembah kemaksiatan. Nauzubillah...

Jadi bukannya Tuhan tidak mengabulkan doa kita, tetapi kita yg belum siap menerima apa yg kita minta.

Yakin saja kawan, Tuhan memang kadang belum mengabulkan apa yg kita minta, tapi justru Tuhan memberikan apa yg kita BUTUHKAN, karena Tuhan lebih tau apa yg terbaik buat Hambanya.

Setuju? Setuju dong...

Begitu, jd sudah terjawab kan kenapa doa kita kadang tidak di kabulkan?

Mari sama2 memperbaiki diri mulai dari sekarang agar apa yg kita minta pada Tuhan akan di nilai pantas untuk kita terima...

Seperti itu, semoga bermanfaat.

Klik my blog: fadlyragent.blogspot.com

Karakter dan kepemimpinan

"Kebanyakan orang mengatakan
intelektualitaslah yang membuat
seorang ilmuwan  hebat. Mereka salah,
yang membuatnya hebat adalah karakter" - Albert Einstein

Jenderal H. Norman Schwarzkopf pernah mengatakan, "Kepemimpinan adalah kombinasi yang sangat kuat dari
strategi dan karakter. Namun jika harus memilih salah satunya, pilihlah
karakter."

Karakter dan kredibilitas selalu berjalan bersama. Kepemimpinan tanpa kredibilitas cepat atau lambat akan
hancur. Lihat saja kepemimpinan yang
diguncang oleh skandal korupsi, sex
atau hak asasi manusia, seperti yang
terjadi pada mantan presiden Amerika, Richard Nixon, Bill Clinton atau para
petinggi perusahaan Enron yang
memanipulasi data keuangannya.

Karakter membuat kita dipercaya dan
rasa percaya membuat kita bisa
memimpin. Seorang pemimpin tidak
pernah membuat komitmen kecuali ia
melaksanakannya dan ia benar-benar
melakukan segalanya untuk menunjukan integritas, sekalipun hal itu tidak nyaman baginya.

Seorang pemimpin berkarakter kuat
akan dipercayai banyak orang. Mereka
mempercayai kemampuan pemimpin
tersebut untuk mengeluarkan kemampuan mereka yang tertahan.

Jika seorang pemimpin tidak memiliki
karakter yang kuat, ia tidak mendapatkan respek dari pengikutnya. Respek diperlukan bagi sebuah kepemimpinan yang bertahan lama.

Seorang pemimpin memperoleh respek
dengan mengambil keputusan yang
berani dan mengakui  kesalahannya. Ia
juga lebih mendahulukan kepentingan
terbaik pengikut dan organisasi dibandingkan kepentingan pribadinya.

Kepercayaan adalah dasar kepemimpinan. Rusak kepercayaan, berakhir pulalah sebuah kepemimpinan.

Semoga degan hadirnya Mas Guntoro sebagai pengganti Mas Denny pimpinan kami di Group of Book Publishing membawa suasana baru dan semangat baru untuk menjadi panutan bagi kami karyawannya.

Amin...

I will survive!!!


"Terus memendam amarah sama seperti
menggenggam bara panas untuk
dilontarkan kepada seseorang, Andalah
yang akan terbakar"-  Sidharta Gautama

Aku ingat betul kata2 diatas itu. Awalnya aku sama sekalih tdk paham apa akibat dari amarah atau benci terhadap seseorang.

Hidup terkadang tidak sesuai dan berjalan seperti yg kita harapkan. Dan itulah hidup, suka atau tdk suka, senang atau tidak senang, maka kita harus menerimanya, hidup harus terus berjalan.

*03 september 2012.
Masih menempel di ingatanku saat mengunjungi salah satu labotatorium klinik di Makassar, Prodia.

Saat itu hasil test laboratorium itu membuat pikiran dan hidup ku jadi kacau. Virus Hepatitis B ternyata jadi sahabatku di dalam tubuh yg rapuh ini.

Aku kacau, pikiran ku melantur kesana kemari, hidupku benar2 berubah, pikiran2 buruk berkecamuk dalam otakku jadi satu.

Hari demi hari aku lalui dengan dihantui rasa ketakutanku sendiri....

Aku jadi tempramental. Mudah marah dan sering menyendiri. Terkadang terbersit bisikan setan untuk mengakhiri hidupku. "untuk apa kau hidup? Kau bisa dengan mudah akhiri semua ini, akhiri hidupmu, dengan begitu semua masalahmu hilang"

Aku acuhkan bisikan2 itu, aku mencoba lebih mendekatkan diriku pada sang Maha Kuasa. Aku mencoba untuk tetap tegar hadapi ini.

Sahabatku, mahasiswa ilmu kedokteran, (yang tidak bisa aku sebutkan namanya disini), yg kebetulan tetanggaku, tidak begitu banyak membantu. Aku bahkan memarahinya hanya karna ia tidak bisa membantuku mencari tahu tentang virus Hepatitis B ini. Alasannya karena ia belum mempelajari tentang virus ini.

*16 oktober 2012
Hubunganku jadi renggang. Sahabatku yang sangat aku hargai dan sayangi itu terpaksa aku tinggalkan, aku benci dan marah dengannya. Entah kenapa, saat itu, suatu malam, aku menangis seorang diri di dalam kamar, aku tiba2 saja ingin menangis. Lalu aku putuskan untuk menelpon sahabatku itu untuk menanyakan klo2 ada perkembangan soal penyakitku ini, karena siang tadi ia sempat sms menanyakan hasil test Prodia, dan aku pikir mungkin malam Ini
Ada informasi yg bisa aku dpt darinya, tapi ternyata tidak.

Aku sms beberapa kali tapi sahabatku itu tidak juga membalasnya, "ah, mungkin ia sdh tidur" kataku menghibur diri. Lalu aku melirik jam di dinding kamarku, 20:05. Masa iya sih ia sdh tidur jam segini? Lalu aku mencoba menelpon, atau sekedar miscall saja, biasanya klo aku misscall ia langsung tlp balik atau paling tidak sms balik "kenapa ki kak?" , tapi nyatanya tidak demikian.

Tetep saja tidak ada jawaban. Aku tlp lagi beberapa kali tapi tdk juga dijawabnya. Ada rasa was2 dan jengkel menyeruak di dadaku saat itu.

Lalu mulailah muncul pertanyaan2 nakal di kepalaku: Ada apa dengan dia? Kenapa sahabatku sendiri saja sdh tidak mau mengangkat tlpku? Apa ia sudah tidak mau berurusan lagi denganku? Dengan penyakit ku ini? Apa sudah separah inikah hidupku sampai2 org terdekatku saja menjahuiku?

Pikiran2 itu terus menusuk-nusuk otakku.

Malam itu aku bahkan terus menelponnya hingga aku terlelap tidu.
Keesokan paginya, aku mengecek kembali blackberry ku, berharap ada sms atau bbm masuk dari sahabatku itu. Tapi toh, yg ada malah bbm alay dari beberapa Teman2 yg menurutku tidak begitu penting.

Sms ku masih belum dibalasnya.

Yah sudah, akhirnya aku memutuskan mulai saat ini aku tidak lagi punya sahabat. Aku tidak butuh siapa2 lagi. Aku tidak mau bergantung pada dia, mereka, atau siapapun.

Aku akan berjuang dan berusaha sendiri. Aku pasti bisa melawan penyakitku ini.

Aku mulai menghindari sahabatku itu, bahkan aku mulai mencari masjid lain dibelakang rumahku untuk beribadah, dibanding sholat di masjid khadijah tempat biasa aku dan sahabatku sholat. Aku benar2 mengurung diriku dari siapapun.

Aku jadi teringat salah satu buku favorite ku, Unlimited Wealth, karya Bong Candra.

"Dalam hidup memang wajar kalau ada
peristiwa-peristiwa yang membuat kita
marah dan kecewa. Tapi cepat
kendalikan emosi Anda kembali. Jangan
biarkan rasa amarah, dendam, iri,
kesal atau kecewa kepada takdir
bercokol lama di hati kita.

Kekesalan, amarah dan kekecewaan
hanya akan mengaktifkan hukum tarik
menarik, membuat Anda menerima apa
yang Anda berikan. Ini dikenal dengan hukum tarik menarik atau law of atractiion.

Bila kesal pada pasangan atau ada
kawan yang mengingkari janji, lalu
Anda menyalahkan mereka atas
kekacauan semua itu, maka Anda akan
mendapatkan kembali keadaan
yang dipersalahkan itu.

Kembalinya keadaan itu tidak harus
selalu dari orang yang Anda salahkan,
tetapi sejatinya Anda akan mendapatkan kembali keadaan yang Anda salahkan itu"
(bong Chandra)

Yah, itu benar, buat apa aku membenci atau menyesali yg sudah terjadi, buat apa aku mengotori hatiku dengan membenci satu2nya sahabatku yg paling baik padaku? Buat apa ku tangisi apa yg aku alami? toh itu smua rencana Tuhan, smua kejadian di dunia ini pasti ada hikma di baliknya.

Seperti kata Bong Candra, bintang tidak bersinar di siang hari, bintang akan terlihat paling terang di malam hari, paling cemerlang dalam kegelapan.

Ikhlaskanlah, maafkanlah.
Hati akan terasa lebih lega dan ringan
dalam menjalani hidup, lebih fokus
terhadap tujuan hidup tanpa
terbebani penyakit-penyakit hati yang
hanya akan menghabiskan energi
positif.

(aku langsung ingat pada sahabatku, aku begitu marah padanya hanya karena hal sepeleh, maapkan aku....)


Jumat, 19 Oktober 2012

"Dua piring Nasi dan satu potong Ayam goreng"

Yani berlari kecil menghindari hujan sore itu. Ia berhenti disalah satu amperan warung jawa. Ia ingin berteduh sejenak disitu sembari menunggu hujan berbaik hati berhenti tumpah dari langit.

"Masuk neng, entar kehujanan" salah seorang pelayan warung itu berkata kepadanya.

"Iya mas, makasih"

Yani melangkah masuk. Ia mencari tempat duduk yg kosong. "Aku pesan teh angat satu mas," kata Yani kemudian krn merasa gak enak kalo cuman sekedar duduk saja.

Tak lama pelayan itu datang membawakan pesanan Yani.

"Makasih" ia mulai mengaduk teh itu perlahan dan sesekalih meniupnya. Hp Blackberry yg berwarna pink di keluarkannya dari saku celana jeans nya. Tak berapa lama lagu favorite nya 'Call me maybe' milik carly Rae jepsen bersenandung mantap di kedua kupingnya.

Sementara menyeruput teh hangatnya tiba-tiba seorang bapak masuk beserta dua org anaknya. Dari penampilannya Yani bisa menafsirkan klo sang bpk berprofesi sbgi pemulung atau semacamnya.

"Kamu duduk Sama adikmu nanti biar Ayah yg pesan makanannya." Kata Bapak itu kepada dua anaknya.

Ia tampak menghitung uangnya yg hanya beberapa lembar uang seribuan sebelum akhirnya menuju tempat etalase makanan. Entah kenapa Yani jd tertarik saja melihat bpk itu. Ada rasa penasaran.

"Sy pesan nasi dua dan satu ayam goreng. Klo bisa kasih kuah sayurnya agak banyak mas." pesan bpk itu, dgn nada canggung dan agak memohon.

Sang pelayan memegang uang yg diberikan oleh bpk itu. Ia menatap bpk itu dan menghitung uangnya. "Bapak duduk sj nanti kami antarkan." Ujar pelayan itu dgn nada datar.

"Makasih mas"

"Ayah, kita akan makan ayam kan?" Tanya salah satu anaknya yg paling kecil ketika Bpk itu bergabung dgn anak-abaknya.

"Iya nak. Ini kan hari ulang tahun mu. Spesial buat hari ini kita makan enak." Ujar sang Bapak dengan senyum hangatnya sembari mengacak-acak rambut anaknya lembut.

Beberapa menit kemudian pesanan bpk itupun datang. Dua piring nasi dan sepotong Ayam goreng beserta semangkuk sayur.

"Makasih mas" kata bpk itu.

"Hore Ayam goreng" teriak anaknya yg kecil. Ia ingin mengambil ayamnya namun tangannya di tahan oleh sang kakak, "kita berdoa dulu sebelum makan dik" katanya.

Setelah berdoa kedua anak itu makan dengan lahap sementara sang bapak hnya berdiam diri menonton anak-anaknya makan.

Yani bisa melihat dari tempatnya duduk betapa ingin bapak itu juga makan tetapi demi membahagiakan anak bungsunya yg ultah, rasa lapar seakan tak terasa lagi. Toh uang sang Bapak tadi hanya cukup membeli satu ekor ayam dan dua piring nasi. Dan itupun anak-anaknya pasti seumur hidupnya baru merasakan daging ayam. Dan yani yakin sang bapak butuh menabung berapa minggu untuk mewujudkan impian sang anak.
Berapa sih penghasilan pemulung? Pasti tidak cukup untuk membeli makanan enak, sudah syukur klo bisa membeli sebungkus nasi dengan satu lauk Tempe.

Tak terasa mata Yani berkaca-kaca. Dan air mata mulai mengalir jatuh membasahi pipinya. Tak mau menunggu lama, Yani memanggil pelayan.

"Aku mau pesan ayam goreng tiga dan nasi tiga piring. Kasih sayur dan tempe goreng. Klo sdh jadi tolong bawa ke meja sana." Kata Yani sambil menunjuk kearah bapak tadi dgn dua anaknya yg sedang makan.

Yani menyerahkan selembar uang seratus ribu, "ini cukup yah mas?"

Sang pelayan mengangguk. "Lebih malah.." Katanya.

"Lebihnya kasih buat mereka. Dan ingat jgn pernah memberitahu siapa yg memberi ini jika bpk itu bertanya. Makasih mas"

Dengan langkah perlahan Yani meninggalkan warung itu dan menerobos hujan yg kini tinggal rintik-rintik....

Minggu, 14 Oktober 2012

stuck in the moment


Kejadian ini terjadi di suatu malam, disebuah tempat yg tdk pernah terpikirkan olehku untuk mengunjungi tempat tersebut.

Suatu ketika Aku dapat telpon dari seorang rekan kerja yg ingin bertemu untuk membicarakan proyek pameran yg akan berlangsung dua bulan kedepan. Lewat telpon dia menyebutkan sebuah alamat dan kami janjian di tempat tersebut.

Akupun berangkat melarikan motorku melaju menembus kegelapan malam ketempat yg telah dijanjikan. Dalam perjalanan tiba2 temanku menelpon mengatakan klo dia agak telat Karena dia ada sedikit keperluan, beberapa berkas penting ketinggalan dan ia harus balik untuk mengambilnya dan mungkin menyuruhku mengunggu beberapa menit di tempat yg telah kami sepakati.

Aku berkata "tidak papa".

Beberapa menit kemudian tibalah aku di tempat tersebut. Dan benar dia belum kelihatan batang hidungnya.

Aku turun dari motor dan memarkirkan motorku di pinggir jalan di bawah pohon dekat dgn sebuah lorong kecil. Disitu ada beberapa motor yg juga terparkir dengan rapi. jd ku pikir aman lah jika aku memarkir motor disini. Helmku yg bermerek KYT (yg hargax 350 ribu, uang yg bagi sebahagian anak kost adalah uang yg bisa dipake makan indomie selama tiga bulan. Hehehe) aku gantung di stan motor begitu saja. Lalu aku mulai melangkah ke sebuah cafe di seberang jalan tak jauh dari tempat motorku terparkir.

Sesampainya di cafe aku pesan secangkir coffie dan segelas air putih dan mulai duduk di sebuah bangku yg menghadap ke jalan agar supaya aku bisa mengawasi temanku jika ia datang sekaligus mengawasi motorku di depan sana.
Yah, mengawasi motorku dari tempatku duduk. Masalahnya, disitu tidak tampak seorang tukang parkir yg bisa mengawasi motor, di tambah jalanan tersebut gelap dan itu sungguh rawan memarkirkan motor ditempat seperti itu sebenarnya. Tapi tidak ada pilihan lain.

Jadi aku memutuskan untuk mengawasi sendiri motorku dari dalam cafe.

Menit demi menit bergulir, kopi dalam cangkir ku sudah hampir kandas namun temanku belum kunjung datang.

Untuk membunuh waktu karena bosan, beberapa lagu andalanku seperti fall for you milik Second Hand, famous last words milik My chemical romance, hingga lagu fenomenal Gangnam style yg lagi jadi trending topik di twitter itu, aku putar lewat blackberry ku. Lagu-lagu itu berkumandang dengan mantap di telingaku melalui headset yg aku pasang di kedua indera pendengaranku.

Menit kemudian aku memutuskan untuk mencoba menelpon temanku, tapi telpon ku selalu di jawab dgn suara cewek dari operator provider.

"Nomor yg anda tuju sedang sibuk atau berada diluar jangkauan, cobalah beberapa saat lagi"

"klik.." aku menekan tombol merah di blackberry ku.

Ada rasa kesal yg diam2 menyeruak masuk dalam dadaku, gila, klo bukan karena bisnis, boro2 aku menunggu selama ini, batinku kesal.

Ok, Lima menit lagi, kalau dia belum datang juga, aku batalkan proyek ini, aku mulai gelisah.

Masih terus mengawasi motorku, tiba-tiba sebuah mobil muncul dan berhenti didepan cafe. Mobil itu menghalangi pandangan ku mengawasi motorku dari tempatku duduk. Aku langsung berdiri dan mulai bergeser ke meja lain. Tapi karena aku tergesah-gesah, aku tidak sengaja menabrak seorang pelayan yg sedang membawa segelas minuman.

"Maaf.. Maaf.." Aku segera meminta maaf pada pelayan itu. Untungnya cangkir yg dia pegang diatas nampan tidak jatuh ke lantai.

"Tak apa mas.." Kata pelayan itu dan berlalu menjauh menghilang kedalam dapur.

Sejurus kemudian aku berpaling ke arah pengintaian ku, ke arah motorku yg terparkir disana.

Dan saat itu apa yg aku lihat membuat jantungku serasa berhenti berdetak. Mataku membelalak, mulutku membentuk huruf O yg sangat besar.

Ohhh my God..

Helm ku...
Helm ku telah lenyap.

Helm ku yg bermerek KYT berwarna merah yg harganya 350 ribu, yg tadinya tergantung di stan motor kini raip, lenyap tak berbekas.

"Ba..bagaimana bisa.." Aku tergagap dan langsung melangkah keluar cafe. Melihat aku hendak pergi, Seorang pelayan tiba-tiba menahanku, menagih uang minumanku. Aku langsung mengeluarkan selembar uang 50 ribu dan membayarnya.
"Kembaliannya ambil saja.." Kataku.

Aku kini berdiri disamping motorku.

Sial.. Bagaimna mungkin helm ku bisa raip dalam hitungan menit? Aku menatap ke kanan kiri mencari sang pencuri.

Detik itu juga, Aku langsung melihat seorang bocah berlari tak jauh dari tempatku berdiri, bocah itu berlari masuk ke sebuah lorong kecil dgn menenteng sebuah helm berwarna....MERAH.

"Heiii... Kembali.. Itu helm ku.." Aku berteriak.

Anak itu sempat berbalik menatap ke arahku sejenak, lalu kembali berlari masuk lebih dalam ke lorong.

Kurang ajar.

Secepat kilat aku berlari menyusul sang bocah biadap yg mencuri helm ku itu masuk ke sebuah lorong kecil.

Dan disinilah kisah itu dimulai:

Aku berlari sekencang yg aku bisa, melewati beberapa rumah kayu kumuh di kanan kiriku. Melewati lorong demi lorong menyusul bocah sialan yg larinya seperti atlit maraton.

Karena emosi, aku sampai tidak tahu klo aku sudah begitu jahu masuk ke dalam lorong, daerah yg sangat sempit, sebuah lorong kecil yg bahkan motor pun sulit untuk masuk. Dan parahnya tidak ada lampu jalanan.

Gelap.

Kau bisa bayangkan gelapnya bukan main. Satu-satunya cahaya hanyalah sinar rembulan yg bertengker di langit.

'Luarbinasa'

Kemana anak biadap itu?

Aku berhenti untuk mengatur nafas ku, memegang kedua lututku sambil terus mengawasi kanan kiriku. Jantungku berdegub kencang disertai keringat yg mengucur di dahi dan leherku.

Belum juga mengatur napas dgn baik, bocah itu tiba-tiba muncul dan berlari di hadapan ku, ia berbelok ke arah berlawanan.

"Hei.. Helm ku.. Kembalikan helm ku, anak kecil kurang ajar..." Aku berteriak diantara sisa-sisa napas ku...

Aku mengejarnya dan kali ini bocah sialan itu tdk bisa lari kemana2 karena jalan yg dia ambil adalah jalan buntu. Dan aku bisa dengan mudah menyergapnya.

"Hahahah.. Kau mau kemana sekarang.. Berikan helm ku. Cepaaat.." Teriak ku, emosi. Ingin rasanya menguliti anak ini hidup2. Enak saja mengambil barang milik orang lain.

"Ayo.. Sini.. Berikan helm ku.." Aku melangkah maju dan berusaha merampas kembali apa yg menjadi hak ku, helm KYT ku. Karena anak itu bertubuh kecil maka dgn mudahnya aku merebut helm itu dan mendorongnya hinggah jatuh.

"Lain kali klo mau curi Jangan helm, motor sekalian.." Kataku. "Gue jitak, kepret loe jd kodok.." Aku menggertaknya dgn helm seakan-akan ingin memukulnya. Dan ia tampak ketakutan setengah mati. Lewat cahaya bulan aku bisa melihat ia menangis. Jadi gak tega juga rasanya. Aku urungkan niat untuk menjitak kepalanya.

Merasa puas karena sdh mendapat helmku kembali, aku berbalik dan hendak pergi meninggalkan anak itu, namun langkah ku tiba-tiba terhenti. Aku menabrak tubuh seseorang yg berdiri dari tadi di belakangku, berdiri menghalangi jalanku.

Aku menengadah ke atas, melihat wajah org itu yg tinggi dan postur tubuhnya seperti ade ray. Hei, sejak kapan orang berotot ini berdiri di belakangku? Kenapa aku tidak merasakan kehadirannya?

"Hei.. Bang.. Permisi.. Aku mau lewat.." Kataku, cuek. Karena org itu tdk bergeming, aku mencoba melangkah ke samping, tapi langkahku terhenti lagi karena muncul seseorang yg perawakannya sama persis dgn org pertama, tinggi, kekar kaya babi bengkak berotot. Tapi yg ini mengenakan kupluk di kepalanya.

"gleek" aku menelan air liurku. Mati aku...

Bakal babak belur klo begini lawanku...

"Kau apakan anak itu?" Kata salah seorang dari mereka. Suaranya berat dan menyeramkan. Seperti di film-film horor saja. Menakutkan.

"Hah? Oohh.. Dia? Tidak.. Tidak aku apa2in kok" jawabku dengan suara gemetar. Yah Tuhan, bahkan suaraku pun tdk bisa menipu klo aku benar2 ketakutan sekarang.

"dia memukulku, mendorongku hingga jatuh.." kata anak kecil itu memojokkanku. Aku kaget sekalih dengan stetmen yg dilontarkannya.

"hoii, itu tdk benar, aku tidak memukulmu, apalagi mendorongmu..."

"dia bohong"

"kau... Kau yg pembohong.."

Iiihhh, sekarang aku benar2 ingin membunuh anak ini.

"ambil helm itu, itu punyaku.." anak kecil itu menunjuk ke arah helm KYT yg aku pegang. "itu punyaku, ia mengambilnya, kembalikan.." ujarnya.

"a..apa?" aku tertawa. "kau sudah sarap yah? Anak ini otaknya sudah rusak. Jelas2 ini punyaku, kau yg mengambilnya dari mot..."

"serahkan helm itu.." orang berotot itu mengancam, tanpa pedulikan omonganku, "dompetmu juga.." katanya sembari mendekat.

"a..apa?"

"kurang jelas yah omonganku?" kali ini ia mengeluarkan pisau lipat dari balik celananya. "mungkin harus pake aksesoris baru kau paham"

"Hajar saja dia" kata org berotot yg mengenakan kupluk sembari maju perlahan. Aku bisa melihat Ia mengeluarkan rantai dan melilitnya di kepalan tangannya.

Kedua org itu terus menatapku. Melihat diriku dari ujung kaki hingga ujung kepala. Waduh, kayanya aku bakal dirampok habis2an malam ini. Gawat. Harus cari akal. Bgmna ini? Hhhm...

"kau tau, ini daerahku. Apapun itu bisa aku lakukan, sekalipun menikammu dan menghabisimu" Ia memegang lenganku, mencengkramnya hingga aku merintih kesakitan.."Aaauuuww.. Ta..tanganku.." Aku menjerit.

"ambil helm itu" perintahnya, pada anak kecil itu.

Anak kecil itu mulai maju mendekatiku, ingin mengambil helm itu dari tanganku, tapi maap tidak semudah itu ia merampas helmku lagi.

Tidak dua kali.

Dengan satu ayunan yg keras aku melayangkan helm ku tepat ke kepala org berotot itu yg msh meremas lenganku.

"bruuuuak" bunyi hantaman yg cukup keras memecah keheningan malam saat helm ku beradu dgn kepalanya dan diringi rintihan kesekitan dari mulut orang kekar itu.

Dalam hitungan detik Ia langsung jatuh tersungkur ke tanah dengan seketika.

Aku sempat melihat darah segar menetes didahinya. Org itu jatuh dihadapanku, pingsan.

"kurang ajar.."

Melihat temannya jatuh, org yg satunya maju menyergapku, mengarahkan tinjunya yg terlilit rantai kearahku. Entah kenapa seperti di film-film aku bisa melihat pukulan itu dalam gerakan lambat, sebelum pukulan itu mengenaiku, aku bahkan lebih dulu mengayunkan helm ku ke arahnya. Dan kali ini bukan di kepala, melainkan di kemaluannya.

"Buaaak.." Helm ku menghantam kemaluannya dgn sangat keras.

"oooohhh.." ia merintih kesakitan sembari memegang kemaluannya dgn kedua tangan. Dan jatuh tersungkur Jr tanah bergabung dengan temannya yg msh pingsan.

"Hahahha.. Mampuss kau.." Teriakku.

Kemudian Aku mulai melirik anak kecil itu, "sekarang giliranmu anak setan..." kataku. Aku menengok kanan kiri, "hei dimna dia? Dimna anak kecil itu?"

Anak kecil itu sudah tidak ada, lenyap. cepat sekalih dia kabur. Padahal aku ingin sekalih membunuhnya. Yah sudah, mungkin lain kali saja. Aku tidak mau berlama-lama ditempat ini.

Belum lagi aku melangkah meninggalkan tempat itu tiba2 terdengar suara seseorang:

"disana.. Itu dia orangnya.." terdengar suara seseorang dari arah belakang.

Perlahan aku berbalik, dan apa yang aku lihat saat itu adalah pemandangan yg membuat jantungku ingin melompat keluar dari tubuhku, segerombolan preman melangkah kearahku. Mereka banyak sekalih, mungkin ada dua atau tiga puluh orang, melangkah kearahku. Masing2 memegang senjata tajam.

Dan tau siapa yg memimpin mereka? Anak kecil biadap tadi. Anak kecil itu berjalan dibarisan paling depan tepat ditengah2 gerombolan preman itu.

Aku bisa melihat senyum sinis terpasang di bibirnya seolah-olah menggambarkan "kali ini kau habis sudah, akan kami cincang2 tubuhmu".

Tak mau menunggu lama, aku berbalik dan langsung lari mengambil langkah seribu....
Lari sekencang mungkin, keluar dari lorong itu. Dan herannya aku malah dengan mudah menemukan jalan keluar saat itu.

Setibanya di parkiran motor ternyata masih ada satu masalah, aku mencari kunci motorku. Kunci motorku tidak ada.

Waduh, gawat.. Dimna kunci motorku? Jangan2 jatuh di sana tadi?

"Kau mencari ini...?"

Tiba-tiba Sebuah suara terdengar dari arah belakangku dan membuat ku terkejut. Waktu seakan berhenti berputar, seperti dalam sebuah films, semua serasa melambat, slow motion.

Jangan2 preman tadi? Habis lah sudah aku.

Aku langsung berbalik perlahan, antara pasrah bercampur aduk dengan kengerian jadi satu dan saat itulah Aku melihat seseorang memegang kunci motorku, seseorang yg sdh ku kenal. Ternyata temanku. Temanku yg dari td aku tunggu2. Ooohh.. Tuhan. Aku pikir.....

"Gilaa.. Kau dari mana sih?" Tanya temanku sembari menyerahkan kunci motorku. Ia tampak gusar. "aku menunggumu hampir dua jam.."

Hei kenapa jd dia yg marah2? mustinya aku yg marah, karena dia aku mengalami malam yg buruk, nyawaku hampir melayang.

"Aku dari td menunggumu. Kunci motor kau tinggal di cafe. Dan kau berantakan begini.. Ada apa?" tanya temanku lagi sambil melihat penampilanku yg berantakan kaya orang2an sawah.

Ohhh Tuhan, terima kasih. Legahnya hatiku.

Seumur hidup aku barusan legah sekalih melihat wajah temanku, itu jahu lbh baik ketimbang wajah Preman itu. Sumpah...

"Bisa kita cari tempat lain saja? Jgn disini, nanti aku jelaskan" kataku akhirnya, sembari naik ke motor dan mulai menstater motorku.

"kita mau kemana?" tanya temanku lagi.

"kemana saja asal jangan disini.." Jawabku mulai memake helm KYT ku dgn rasa syukur yg mendalam Karena helm kebanggaanku itu masih bisa membalut di kepalaku, helm yg nyaris lenyap malam itu.

Helm yg penuh kenangan, dari seorang mantan, mantan terindah....

***

Thanks, sudah baca tulisanku..
Saran dan sanjungan silahkan 'coret' di kolom komentar.

Ikuti kisah lainnya, hanya di blog ini.
Bye....