Sabtu, 31 Oktober 2015

 
The good Mother
Chapter 3

(Story by Fadly A)

Tuan Adam mencabut cerutu dari bibirnya, mengeluarkan kepulan asap ke udara dan menjatuhkan cerutu itu ke tanah. Cerutu itu lalu di injaknya hinggah gepeng.

Ia merapikan jas nya sebelum akhirnya mulai melangkah menuju mobil sedan hitam di hadapannya yg berjarak kurang lebih 100 meter, diikuti oleh 3 orang anak buahnya dari belakang yang kesemuanya berbadan besar dan kekar.

Mobil sedan hitam itu yang baru saja ia tabrak sekarang dalam keadaan terbalik dan hancur di beberapa bagian. Posisinya sudah bukan di jalanan melainkan terlempar keluar jalan hingga terguling-guling masuk ke taman kota.

Beberapa orang yang berada di lokasi hanya bisa berlarian dan tidak mau ambil resiko untuk mencampuri masalah itu.

Dengan langkah pasti dan mantap tuan Adam beserta anak buahnya berjalan makin mendekati mobil sedan itu yang di dalamnya terdapat istrinya, Natalie dan anak tirinya, Sarah.

"Keluarkan keduanya. Natalie dan anaknya." Perintah Tuan Adam pada ketiga anak buahnya. Ia berkacak pinggang sembari melihat ketiga orangnya menunduk untuk menangkap Natalie dan Sarah yang masih berada di dalam mobil sedan hitam itu.

Beberapa menit kemudian, Betapa kagetnya Tuan Adam ketika salah satu anak buahnya melapor bahwa di dalam mobil itu tidak ada siapa2. Kosong!!

"What's??" Teriak Tuan Adam berang. "Jangan main2. Bagaimana bisa mereka tidak ada di dalam mobil itu? Periksa kembali. Kalau mereka lolos nyawa kalian taruhannya."

Ketiga anak buahnya itu kembali mencari ke seluruh dalam mobil yang terbalik dan ringsek itu.

Tetapi tetap saja hasilnya nihil. Natalie dan Sarah tidak ada di dalam mobil itu.

"Goblok.." Tuan Adam langsung menonjok muka salah satu anak buahnya yang melapor untuk kedua kalinya kalau mobil itu kosong.

Merasa di permainkan, Tuan Adam maju dan menunduk untuk mengecek sendiri ke dalam mobil sedan itu. Dan benar saja di dalam mobil tidak ada siapa2. Kosong.

Tuan Adam tidak habis pikir bagaimana bisa kedua iblis itu, Natalie dan Sarah bisa lolos dari tabrakan itu? Tidak masuk di akal. Padahal ia lihat sendiri Natalie dan Sarah berada di dalam mobil ini saat ia menabraknya.

Atau jangan-jangan...

Tuan Adam tiba2 berdiri dan melangkah mundur.

"Kalian bertiga angkat mobil ini. Balik mobil ini ke posisi semula." Perintah Tuan Adam pada ketiga anak buahnya.

Tanpa di suruh dua kali Ketiga anak buahnya itu segera melakukan apa yang di perintah majikannya. Mobil itu dibalik ke posisi semula. Bunyi pecahan kaca dan retakan lempengan kap mobil terdengar saat mobil itu di balik.

Ketika mobil di balik dalam keadaan posisi semula, Tuan Adam melangkah maju. Dan ia langsung melihat sebuah lubang selokan yang mengarah ke saluran air taman kota.

Terjawab sudah kenapa Natalie dan Sarah tidak ada di dalam mobil tersebut. Rupanya ke duanya melarikan diri lewat lubang saluran air ini.

"Kejar mereka..." Perintah Tuan Adam berang.

***

"Tunggu bu, aku tidak sanggup lagi" Sarah berhenti berlari. Ia duduk sejenak diantara genangan air dan beberapa limbah sampah. Lengan kirinya terluka kena pecahan kaca mobil. Baju T-shirt merahnya nya bagian punggung robek hinggah memperlihatkan punggungnya yang tersayat kena pecahan kaca pula.

Natalie ikut berhenti. Ia menatap sejenak anaknya. Ia ingin sekalih masalah ini selesai. Tapi tentu saja harus butuh dukungan Sarah.

"Kita harus bergerak cepat nak. Sedikit lagi. Ibu janji akan membereskan semua ini. setelah ini selesai kita akan hidup normal kembali. Ibu janji itu."

"Lenganku sakit, bu" rintih Sarah sambil memegang lengannya yang terus mengeluarkan darah segar.

Melihat itu, Natalie kemudian merobek sedikit ujung rok nya untuk mengikat lengan Sarah yang terluka. Paling tidak itu akan menghambat sedikit pendarahannya, pikir Natalie.

Setelah lengannya di ikat dengan kain sobekan rok ibunya, Sarah merasa enakkan.

"Ibu jadi kelihatan sedikit seksi" kata Sarah ketika melihat rok ibunya yg mulai memendek hingga memperlihatkan seperempat pahanya, demi menutupi luka di lengan Sarah. "Seksi bingits!!" Kata Sarah tidak bisa menahan tawanya.

Kemudian keduanya tertawa.

"Lucu sekalih. Bukan kah ini malah akan membuat si Adam tergila-gila pada ibu?"

"Yeaah, aku tidak meragukan hal itu. Ibu memang mempesona."

Keduanya tertawa lagi.

Disela-sela tawa itu tiba2 Natalie mendengar suara derap langkah2 kaki di kejauhan.

"Sssst.." Natalie menyuruh Sarah diam.

Keduanya memasang telinga, berusaha mendengar dengan baik.

Yah, Ada orang yang datang mendekat.

"Cepatlah. Kita harus pergi dari sini. Ayah tirimu sepertinya sudah mencium jejak kita."

Natalie membantu Sarah untuk berdiri dan keduanya pun berlari dengan sisa tenaga mereka di antara selokan air bawah tanah, dengan banyak sampah dan puluhan tikus jalanan.

Sambil berlari Natalie mengeluarkan handphone dari sakunya dan menelpon seseorang.

"John. Aku butuh sedikit bantuanmu." Kata Natalie pada seseorang di seberang sana.

Sarah tahu John adalah pamannya, adik dari Natalie.

"Oh, yah tentu saja. Kau butuh bantuanku. Aku pikir kau sudah di habisi oleh suami konglomerat mu itu." Terdengar John berkata dengan santai.

"Aku butuh mobil dan pistol yang terisi penuh dengan peluru." Kata Natalie tidak mengindahkan ledekan John.

"Mobil? Kau bercanda? Ada apa dengan mobil Porsche yang kau pake? Jangan bilang kalau mobil itu sudah rata dengan tanah?"

"Yah, sayangnya kali ini tebakanmu benar."

"Oh, Astaga, Nat! Kau tahu kan harga mobil itu?"

"Kau akan mengambil 'jatah' ku setelah misi ini selesai. Aku masih banyak urusan dengan Si Adam. Dan aku harap kau dengan senang hati bisa mengirim pesanan ku dalam waktu 10 menit."

"OK. OK.. Kau bos nya. Katakan posisimu di mana."

Natalie menyebut posisinya dengan menyebut garis lintang dan titik koordinat, yang hanya di mengerti oleh Natalie dan John. Sedangakan Sarah sama sekalih tidak percaya kalau ibunya bisa menyebut posisinya dengan kode titik koordinat. Keren sekalih. Setelah ini berakhir ia akan meminta ibunya mengajarkan hal itu.

"Hhhhmmm, John kau masih di situ?" Tanya Natalie.

"Yah, tentu saja, Nat. Pesanan mu akan segera tiba. Beserta tiga orang ku."

"Tiga?"

"Kenapa? Apa itu kurang?"

"Kurang? Bukan kurang tapi kurasa itu Pemborosan. Karena aku tak butuh bantuan sebanyak itu. Aku bisa tangani ini. Ada Sarah bersama ku, kurasa itu lebih dari cukup".

Sarah langsung melotot ke arah ibunya.

"Aha. Itu jauh lbh baik. Anak dan ibu. Apa kau perlu aku kirim mantan suami mu ke situ juga supaya kalian bisa reunian keluarga, Nat?"

"Hahaha, lucu sekalih, John. Cepatlah bawa pesanan ku."

"OK, Nat. Dan aku harap kau masih hidup saat pesanan mu datang."

"Mustinya kau berkata Seperti itu pada Si Adam."

Natalie memutuskan telponnya.

Setelah berlarian cukup jauh di dalam selokan, akhirnya Natalie melihat sesuatu. Di atas mereka nampak penutup selokan yang mengarah ke atas jalan raya.

Natalie mempersilahkan Sarah naik lebih dulu yang kemudian di ikuti oleh dirinya. Ketika keduanya berada di atas, Sarah bisa melihat mereka berada tepat di tengah kota. Tak jauh di hadapannya berdiri sebuah gedung besar, yaitu sebuah Mall, pusat perbelanjaan terbesar di kota itu.

"Kita ke sana." Kata Natalie sembari menunjuk mall itu.

"Ke mall? Ibu bercanda? Untuk apa bu?"

"Shopping. Kau tentu tidak mau penampilanmu berantakan saat ketemu Ayah tirimu kan, si Adam?"

Sarah memutar mutar bola matanya dan tertawa.

To be continue!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar