Sabtu, 31 Oktober 2015

 
"The Good Mother"
Cerpen: by Fadly Affandy.

"Love u.." Dany mengecup kening Sarah perlahan sebelum akhirnya pria itu masuk kembali ke dalam mobil Jazz nya dan berlalu pergi.

Sarah masih memperhatikan mobil pacarnya itu pergi hingga menghilang di telan kegelapan malam dan ia mulai melangkah masuk ke dalam rumah.

Ketika di dalam rumah ia menemukan Ayahnya sedang terlelap tidur di atas sofa di depan televisi yang sedang menyala menayangkan pertandingan softball.

Sarah mendekati ayahnya, mengambil remote TV di tangan kanannya yg nyaris menyentuh lantai dan memencet tombol off, lalu seketika televisi di ruang keluarga itu padam.

Ia memandang ayahnya sejenak. Pria di hadapannya ini tertidur pulas, seperti seorang bayi. Sejak ditinggal cerai oleh ibu, ayah jadi berantakan sekalih. Tidak terurus. sering melamun, menyendiri dan kadang pulang ralut malam, entah dari mana pulang dengan sebotol minuman keras di tangannya.

Tapi untuk malam ini tidak. Ia nampaknya menungguiku pulang kencan dengan Dany. Batin Sarah sembari menarik selimut sampai ke dagu Ayah.

Setelah merasa ayahnya nyaman dengan selimut yang sarah kasih, Ia pun masuk ke dalam dapur, mencari sekotak susu dalam lemari es dan menuangkannya ke dalam gelas lalu di tegaknya satu2 hingga habis.

Ia sempat melirik jam di dinding dapur. Pukul 23:20 pm. Wajar saja ayahnya tidur, karena sudah selarut ini rupanya ia pulang kencan malam ini. Sebenarnya ia mau saja pulang lebih awal tadi tapi Dany tiba2 di ajak nonton dengan teman2 kantornya. Mau tidak mau Sarah pun ikut serta. Soalnya artis favorite nya Paul walker main di film itu, Fast to Furious 7. Kebetulan beberapa hari ini ia sudah sangat ingin menonton film besutan sutradara James WAN itu, tapi karena rutinitas kantor yang menumpuk akhirnya tdk pernah terlaksana. Dan saat kesempatan itu datang, maka Sarah tidak bisa menolaknya.

Sarah kemudian melangkah ke atas kamarnya. Ia melempar tas kecilnya ke atas meja riasnya lalu merebahkan tubuhnya di atas ranjangnya.

Ia menatap langit2 kamarnya. Tepat di atasnya tergantung miniatur pesawat tempur yg dulu buatan Ayahnya saat ia masih berumur 7 tahun. Saat kecil Sarah adalah gadis kecil yang tomboinya bukan main. Ia suka main mobil2an dan pesawat2. Namun seiring berjalannya waktu, ketika Beranjak dewasa ia mulai singkirkan benda2 bernuansa cowok itu dan disisakannya satu pesawat yang skrg ia gantung tepat di atas langit2 ranjangnya. Agar setiap menjelang tidur ia bisa menatap pesawat tempur itu.

Pesawat tempur itu sangat ia sayangi, begitu banyak kenangan dengan pesawat itu, saat keluarga kecil ini masih utuh, saat ibunya masih ada dan Selalu merangkulnya bertiga bersama Ayahnya. Tapi itu hanya tinggal kenangan saja. Ibu sudah meninggalkan mereka berdua demi hidup dengan bergelimpangan harta dengan lelaki lain.

Tidak terasa air mata membasahi pipi Sarah. Kenapa dengannya? Kenapa ia musti mengingat2 kenangan itu lagi? Toh, ibunya sudah memilih jalan hidupnya sendiri. Meski hampir tiap bulan ia menerima kiriman transferan dari ibunya yg jumlahnya bisa dua kali lipat gajinya di kantor tapi ia tetap merasa bukan hal itu yang ia butuhkan. Ia butuh kasih sayang, bukan materia atau apapun itu. Bukankah harta yang paling berharga di dunia ini adalah keluarga?

Karena letih menyerang tubuhnya akhirnya Sarah terlelap tidur. Entah berapa lama ia tertidur malam itu sampai akhirnya tiba2 ia terjaga dan terbangun akibat suara gaduh dari lantai bawah. Ia mengucek2 matanya menatap jam di dinding kamarnya, pukul 3 dini hari. Ada apa di bawah sana? Apa Ayah mabuk lagi? Kenapa ribut sekalih?

Ketika akan turun dari ranjang ia mendengar bunyi pukulan benda keras dan diiringi bunyi kaca pecah. Lalu di susul jeritan kesakitan Ayahnya.

Saat Sarah ingin berlari turun melihat apa yang terjadi tiba2 ia menghentikan langkahnya. Ia mendengar seseorang di bawah sana sedang berbicara dengan Ayahnya.

Ayahnya tidak sendirian. Sarah menyadari. Ada orang lain di bawah sana bersama dengan Ayah. Tapi siapa dia? Tengah malam begini? Apa yang di lakukan nya di dalam rumah ini? Dan kenapa ia mendengar Ayahnya menjerit kesakitan? Apa Ayahnya di pukul? Oleh siapa?

Belum juga pertanyaan itu terjawab ia mendengar Ayah di seret naik ke atas menuju kamar Sarah. Suara bentakan, ancaman dan makian keluar dari mulut orang asing itu. Sarah bisa melihat bayangan orang itu naik ke atas kamarnya sambil menyerat Ayahnya.

"Di mana anak itu? Cepat katakan" kata pria asing itu sambil menaiki anak tangga. "Kau tahu mantan istrimu itu membuat kesalahan besar. Ia mencuri beberapa dokumen penting milik bosku dan uang dalam jumlah miliyaran yang di transfer ke rekening Anakmu itu. Jadi kalau kau mau hidup serahkan anakmu itu skrg juga".

"Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan." Sarah mendengar Ayahnya membela diri. "Dan kami tidak ada hubungan sama sekalih dengan Mantan istriku itu. Tidak ada. Kau salah orang."

"Bruuuuuakk" bunyi pukulan benda tumpul mengantam wajah Ayahnya. Ayahnya itu merintih kesakitan. "Dia tidak di sini" Ratap Ayah dengan erangan kesakitan. "Anakku belum pulang. Kau bunuh saja aku, jangan ganggu Sarah"

Bagaimana ini? Apa yang harus sarah lakukan? Sarah mencari2 cara untuk lari dari situ, ia segara mendekati jendela, tapi sialnya jendelanya itu tidak mau kompromi, jendelanya tiba2 macet tidak bisa di buka. Tidak ada jalan lain, ia harus bersembunyi di suatu tempat di dalam kamarnya.

Kolong tempat tidur.

Yah, segera Sarah menunduk dan mulai menyusup ke bawah kolong tempat tidur. Ia menahan napasnya saat melihat kaki2 dua orang asing dan kaki Ayahnya masuk ke dalam kamarnya.

"Lihat, kau lihat sendiri kan. Anakku tidak ada. Dia belum pulang."

Sarah mendengar pria itu memukul Ayahnya lagi. Kali ini pukulannya begitu keras hingga Ayahnya itu jatuh tengkurap di atas lantai kamar. Dan posisi jatuhnya persisi di samping ranjang, hingga Sarah dan Ayahnya saling memandang satu sama lain.

Sarah sedih sekalih sewaktu melihat Ayahnya yang wajahnya di lumuri darah segar. Alisnya pecah mengucur darah, matanya bengkak akibat hantaman benda tumpul. Orang biadab siapa yang tega melakukan ini pada Ayahnya?

Dan Tatapan Ayahnya saat menatap Sarah yang bersembunyi di kolong tempat tidur mengisyaratkan bahwa Ia sangat senang melihat Sarah sedang bersembunyi di sana. Lalu ayahnya kemudian menatap Sarah dengan tatapan peringatan agar Sarah tetap di situ dan jangan bergerak.

Sarah hanya bisa Terisak sambil menutupi mulutnya dengan kedua tangannya. Ia tidak tega melihat Ayahnya. Ia ketakutan setengah mati.

Lalu menit berikutnya apa yang terjadi membuat Sarah menjerit tertahan saat Ayahnya di hujani tusukan benda tajam berkali kali di punggungnya.

Sarah menangis hebat dengan dekapan mulutnya yang tertutupi tangannya sendiri. Ia menggeleng dan Terisak. Ia ingin memegang ayahnya tapi ia tahu kalau ia lakukan itu, dua orang asing itu akan menemukannya dan tidak tahu apa yang akan terjadi pada dirinya.

Sarah masih menatap Ayahnya hingga Ayahnya itu menghembuskan napas terakhirnya.

Sesaat kemudian Sarah mendengar pria itu menyuruh rekannya menghubungi seseorang. Sarah mendengar nama orang yang ia kenal. Nama ayah tirinya yang konglomerat itu. Ia juga ingat pria itu sempat menyebut2 ibunya. Dan sebuah dokumen dan uang dalam jumlah besar yang di transfer ke rekeningnya. Apa yang terjadi di sini? Sarah masih belum memahami sepenuhnya.

Kenapa ibunya melakukan semua ini? Kenapa ia mencuri dokumen dan mencuri uang suami barunya itu dan di transfernya ke rekening ku? Pikir Sarah bingung.

Sesaat kemudian Sarah melihat dua orang asing itu turun ke lantai bawah. Perlahan Sarah pun keluar dari tempat persembunyiannya. Ia mencari benda apapun sebagai senjatanya untuk bela diri.

Ia melihat sebuah pemukul kasti dari kayu yang biasa ia pake saat olah raga dengan Dany. Sarah segera mengambil pemukul kasti itu dan di genggamnya dengan erat. Ia melihat mayat Ayahnya sekalih. Ia menangis lagi melihat pemandangan mengerikan itu. Puluhan tusukan di punggung yang merenggut nyawa ayahnya membuat ia menangis dan gemetar.

Ia menghapus air matanya beberapa kali sebelum akhirnya ia turun perlahan menuruni anak tangga menuju ke bawah. Ia bersembunyi di dinding anak tangga saat salah satu dari orang asing itu melintas ke arahnya.
Segera ia menghantamkan pemukul kasti itu ke arah wajah orang asing itu denga hantaman yang sangat keras. Hingga orang asing itu jatuh terkapar ke lantai.

Menyadari rekannya di hantam, pria asing yang satu segera mengejar Sarah yang mulai berlari lewat pintu belakang dapur.

Sarah berlari sekencang yang ia bisa. Melintasi halaman belakangnya, berlari menuju trotoar. Dan berteriak minta tolong.

Pria asing itu terus mengejar Sarah dengan kecepatan tinggi.

Saat ia hampir memegang lengan baju Sarah tiba2 di persimpangan jalan sebuah mobil sedan hitam menabrak pria itu dari arah samping hingga pria itu terpental beberapa puluh meter.

Sarah yang menyadari bahwa pria itu tertabrak akhirnya berhenti berlari. Ia memandang ke belakang melihat mobil sedan hitam yang baru saja menyelamatkan dirinya.

Lalu pintu mobil sedan itu terbuka, ia melihat seseorang yang sudah amat dia kenal sejak ia lahir.

"Ibuuu??" Kata Sarah tidak yakin saat ibunya keluar dari dalam mobil.

"Masuklah. Cepat. Ibu tidak punya banyak waktu. Kita harus pergi dari sini"

"Ta...tapi.. Apa yang terjadi bu?"

"Nanti ibu jelaskan dalam perjalanan. Skrg masuk ke dalam mobil, kita pergi dari kota ini malam ini juga. Tiket, Paspor dan baju2mu sdh ibu siapkan semuanya."

Sarah yang masih di hujani seribu tanda tanya hanya bisa mengikuti perintah ibunya.

Ia masuk ke dalam mobil, duduk di samping ibunya yang mengemudi dan lalu mobil sedan hitam itu meluncur dengan kecepatan tinggi menembus dinginnya pagi dini hari.

To be continue..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar