Senin, 10 Desember 2012

"Sally, and The Miracle of pray"


Namanya Sally, gadis kecil berumur delapan tahun. Suatu ketika ia dihadapkan pada kenyataan bahwa adik tercintanya, Georgi sakit parah. dia mendengar itu dari ibu dan Ayahnya yg sedang berbicara mengenai adik lelakinya itu. Dan mereka telah melakukan apapun yang bisa mereka lakukan untuk menyelamatkan jiwanya. Namun hanya operasi yang sangat mahal yang sekarang bisa menyelamatkan jiwa Georgi… tapi mereka tidak punya biaya untuk itu.

Sally mendengar ayahnya berbisik, “Hanya KEAJAIBAN yang bisa menyelamatkannya sekarang.” Disampinya sang ibu terlihat tak henti menangis dgn wajah tertutup oleh kedua tangannya..

Sally sedihh sekalih melihat pemandangan itu. Maka ia pergi ke tempat tidur dan mengambil celengan dari tempat persembunyiannya di dalam Kamar. Lalu dikeluarkannya semua isi celengan tersebut ke lantai dan menghitung secara cermat…tiga kali ia menghitung. Nilainya harus benar-benar tepat. Dengan membawa uang tersebut, Sally menyelinap keluar dan diam-diam pergi ke rumah sakit di sudut jalan.

Sesampai disana ia melihat seorang gadis yg bertugas sebagai apoteker sedang berbicara dgn seorang pria berjas.

Ia menunggu dengan sabar sampai sang apoteker memberi perhatian… tapi apoteker itu terlalu sibuk dengan orang lain untuk diganggu oleh seorang anak berusia delapan tahun. Sally berusaha menarik perhatian dengan menggoyang-goyangkan kakinya, tapi gagal. Akhirnya dia mengambil uang koin dan melemparkannya ke kaca etalase.

Berhasil !

Sang apoteker itu berpaling dan memandang ke arahnya.

“Apa yang kamu perlukan?” tanya apoteker tersebut dengan suara marah karena sally melempar koin ke eatalse. “Saya sedang berbicara dengan saudara saya.” katanya.

“Maap kak, Tapi, saya ingin berbicara kepadamu mengenai adik saya,” Sally menjawab dengan nada yang canggung, tp penuh harap. “Adik sy sakit…dan saya ingin membeli sesuatu, sesuatu yg namanya... 'KEAJAIBAN'. Apa kakak menjualnya? ”

“Apa yang kamu katakan?” ,tanya sang apoteker. Ia tertawa seolah-olah anak kecil itu sdg mengatakan lelucon.

Sally tidak menyerah, iapun berkata: “Ayah saya mengatakan hanya 'keajaiban' yang bisa menyelamatkan jiwa adik sy sekarang… jadi berapa harga keajaiban itu?”

“Kami tidak menjual keajaiban, adik kecil. Kami menjual obat. Saya tidak bisa menolongmu.” Kata sang apoteker itu msh tersenyum dan tertawa.

“Dengar, saya mempunyai uang untuk membelinya. Katakan saja berapa harganya.” Kata sally tetep bersih keras sambil memperlihatkan beberapa uang koin dan selebaran ditangan mungilnya.

Tiba-tiba seorang pria berpakaian rapi yg sedang berbicara dgn apotekker itu menarik perhatiannya dan lelaki itu bertanya dgn lembut, “sebentar, Keajaiban jenis apa yang dibutuhkan oleh adikmu?”

“Saya tidak tahu,” jawab Sally. Pandangannya beralih ke pria berjas itu. Air mata mulai menetes dipipinya. “Saya hanya tahu dia sakit parah dan mama mengatakan bahwa ia membutuhkan operasi. Tapi kedua orang tua saya tidak mampu membayarnya… tapi lihat, saya mempunyai uang. Sy punya uang untuk membeli KEAJAIBAN itu. Keajaiban yg dikatakan ayah bisa menyelamatkan adikku Georgi.”

“Berapa uang yang kamu punya ?” tanya pria itu lagi.

“Lima puluh tiga ribu, om” jawab Sally dengan bangga. “Dan itulah seluruh uang yang saya miliki di dunia ini.” Jawab sally dgn bangga dan percaya diri.

"Mana bisa.." ujar sang apoteker sembari tertawa dan membuat Lelaki berpakaian jas itu langsung menatap marah kearahnya. "Kamu kembali kerja, biar anak ini sy yg urus" kata lelaki itu sedikit gusar dgn tingkah apoteker barusan.

Sally msh menunggu dgn sabar, msh dgn tangan mungilnya yg berisi uang limapuluh tiga ribu. berharap om dihadapannya bs membantunya membeli keajaiban dgn uang ditangan mungilnya itu.

"Adik kecil, maapkan kakak yg td yah." Kata lelaki itu kembali. "Berapa tadi uang kamu?"

"Lima puluh tiga ribu, om"

“Wah, kebetulan sekali,” kata pria itu sambil tersenyum. "Lima puluh tiga ribu… harga yang tepat untuk membeli KEAJAIBAN yang dapat menolong adikmu"

Dia Mengambil uang tersebut dari tangan sally dan kemudian memegang tangannya sambil berkata, “Bawalah saya kepada adikmu. Saya ingin bertemu dengannya dan juga orang tuamu.”

Sally tersenyum. Ia menghapus air matanya dan dgn langkah kaki kecilnya ia pun menggiring lelaki berjas itu ke rumahnya.

Sesampai di rumah, Ibu dan Ayah kaget melihat sally pulang dengan seorang pria berjas tadi.

"sy ingin bertemu george.." kata pria itu kepada org tua sally saat mereka melihatnya.

"om ini akan memberi george keajaiban" ujar sally seakan menjawab tanya yg terpancar di wajah Ayahnya, sambil menarik lengan bajunya "dia membawa keajaiban yg ayah cari.."

"tu...tunggu dulu.." Ayah sally melepas genggaman anaknya dan mendekati pria berjas itu. "anda Siapa? Maap klo Anak sy membuat ulah, dia.."

Pria itu tertawa renyah, "tidak..anak anda baik. Dia anak yg manis." Katanya sambil tersenyum menatap sally dan lalu kembali menatap Ayahnya. "Tadi sy ketemu dia di rumah sakit. Katanya dia mau beli sesuatu yg namanya 'keajaiban' untuk adiknya george yg sdg sakit parah."

Ayah berpaling dan melihat ke arah sally. "hhhmm, yah itu benar. Adiknya sedang sakit. Dan.. Dan.. Kami.."

Ayah berhenti berbicara. Matanya berkaca-kaca. Ia menatap pria berjas itu. "kami sedang mengusahakan pengobatannya. Kami sedang berusaha..."

Ibu yg berdiri di samping Ayah terdengar terisak. Sally langsung berdiri di depan ayah dan ibu nya. "ibu, ayah jangan sedihh. Om ini membawa keajaiban untuk george.. Benar kan om?"

Pria berjas itu tersenyum ramah. Ada mimik iba yg tersirat di wajahnya.

Tak lama, pria itu pun memperkenalkan dirinya. Pria berjas itu ternyata adalah Dr. Carlton Armstrong, seorang ahli bedah terkenal dikota itu…. Dan dokter Carlton dgn baik hati melakukan Operasi untuk adik sally, george tanpa biaya sepeserpun.

Dan beberapa minggu berikutnya, geoge akhirnya pulih dan sembuh Seperti sediakala.

Kedua orang tuanya sangat bahagia mendapatkan keajaiban tersebut.

"iya sama2 bu. Ini smua berkah dari Tuhan. Ibu dan bapak mungkin sdh cukup sabar dan banyak berdoa selama ini, oleh karena itu Tuhan mempertemukan kita." kata Dokter Calton saat di temui oleh orang tua sally pasca operasi.

Dokter Calton pamit, namun sebelum pergi ia berbisik di telinga Sally, "adikmu george sdh sembuh, ia anak yg manis, sama manis nya seperti kamu."

Lalu sebuah amplop putih di masukkan ke dalam saku sally, "tadi om bilang sama george klo dia sembuh kamu akan mengajaknya ke toko es dan membelikannya es cream kesukaannya. Jadi om kembalikan uang kamu yg Lima pulih tiga ribu buat traktir george."

Sally tersenyum, senyumnya manis sekalih. Senyum merekah. "Terima kasih om," Katanya sembari mengecup Pipi dokter Calton.

Dokter Calton merangkulnya sejenak sebelum akhirnya beranjak pergi.

Selepas kepergian dokter baik hati itu sally mendengar ibunya berkata kepada Ayahnya, “Operasi itu, operasi itu adalah seperti KEAJAIBAN. Saya tidak dapat membayangkan berapa harga keajaiban itu.”

Mendengar itu Sally langsung tersenyum. Ia memandang amplop putih di sakunya. Tentu dia tahu secara pasti berapa harga keajaiban tersebut…lima puluh tiga ribu… ditambah dengan keyakinan ..

***the end***

NB: kawan, tidak ada yg tidak mungkin di dunia ini. Segala sesuatunya adalah ketentuan dari Allah. Hanya keyakinan dan taqwa kepadaNya lah yg bs membantu kita.
Dalam hadits Qudsi,
“Sesungguhnya Allah berfirman: Aku akan mengikuti prasangka hamba-Ku dan Aku akan senantiasa menyertainya apabila berdoa kepada-Ku dgn keyakinan.” (HR. Bukhari Muslim)

Cerita diatas sangat sederhana dan bisa jadi inspirasi. Semoga memberi hikmah terbaik bagi kehidupan kita. Amien……..

@fadlyragent