Minggu, 14 Oktober 2012

stuck in the moment


Kejadian ini terjadi di suatu malam, disebuah tempat yg tdk pernah terpikirkan olehku untuk mengunjungi tempat tersebut.

Suatu ketika Aku dapat telpon dari seorang rekan kerja yg ingin bertemu untuk membicarakan proyek pameran yg akan berlangsung dua bulan kedepan. Lewat telpon dia menyebutkan sebuah alamat dan kami janjian di tempat tersebut.

Akupun berangkat melarikan motorku melaju menembus kegelapan malam ketempat yg telah dijanjikan. Dalam perjalanan tiba2 temanku menelpon mengatakan klo dia agak telat Karena dia ada sedikit keperluan, beberapa berkas penting ketinggalan dan ia harus balik untuk mengambilnya dan mungkin menyuruhku mengunggu beberapa menit di tempat yg telah kami sepakati.

Aku berkata "tidak papa".

Beberapa menit kemudian tibalah aku di tempat tersebut. Dan benar dia belum kelihatan batang hidungnya.

Aku turun dari motor dan memarkirkan motorku di pinggir jalan di bawah pohon dekat dgn sebuah lorong kecil. Disitu ada beberapa motor yg juga terparkir dengan rapi. jd ku pikir aman lah jika aku memarkir motor disini. Helmku yg bermerek KYT (yg hargax 350 ribu, uang yg bagi sebahagian anak kost adalah uang yg bisa dipake makan indomie selama tiga bulan. Hehehe) aku gantung di stan motor begitu saja. Lalu aku mulai melangkah ke sebuah cafe di seberang jalan tak jauh dari tempat motorku terparkir.

Sesampainya di cafe aku pesan secangkir coffie dan segelas air putih dan mulai duduk di sebuah bangku yg menghadap ke jalan agar supaya aku bisa mengawasi temanku jika ia datang sekaligus mengawasi motorku di depan sana.
Yah, mengawasi motorku dari tempatku duduk. Masalahnya, disitu tidak tampak seorang tukang parkir yg bisa mengawasi motor, di tambah jalanan tersebut gelap dan itu sungguh rawan memarkirkan motor ditempat seperti itu sebenarnya. Tapi tidak ada pilihan lain.

Jadi aku memutuskan untuk mengawasi sendiri motorku dari dalam cafe.

Menit demi menit bergulir, kopi dalam cangkir ku sudah hampir kandas namun temanku belum kunjung datang.

Untuk membunuh waktu karena bosan, beberapa lagu andalanku seperti fall for you milik Second Hand, famous last words milik My chemical romance, hingga lagu fenomenal Gangnam style yg lagi jadi trending topik di twitter itu, aku putar lewat blackberry ku. Lagu-lagu itu berkumandang dengan mantap di telingaku melalui headset yg aku pasang di kedua indera pendengaranku.

Menit kemudian aku memutuskan untuk mencoba menelpon temanku, tapi telpon ku selalu di jawab dgn suara cewek dari operator provider.

"Nomor yg anda tuju sedang sibuk atau berada diluar jangkauan, cobalah beberapa saat lagi"

"klik.." aku menekan tombol merah di blackberry ku.

Ada rasa kesal yg diam2 menyeruak masuk dalam dadaku, gila, klo bukan karena bisnis, boro2 aku menunggu selama ini, batinku kesal.

Ok, Lima menit lagi, kalau dia belum datang juga, aku batalkan proyek ini, aku mulai gelisah.

Masih terus mengawasi motorku, tiba-tiba sebuah mobil muncul dan berhenti didepan cafe. Mobil itu menghalangi pandangan ku mengawasi motorku dari tempatku duduk. Aku langsung berdiri dan mulai bergeser ke meja lain. Tapi karena aku tergesah-gesah, aku tidak sengaja menabrak seorang pelayan yg sedang membawa segelas minuman.

"Maaf.. Maaf.." Aku segera meminta maaf pada pelayan itu. Untungnya cangkir yg dia pegang diatas nampan tidak jatuh ke lantai.

"Tak apa mas.." Kata pelayan itu dan berlalu menjauh menghilang kedalam dapur.

Sejurus kemudian aku berpaling ke arah pengintaian ku, ke arah motorku yg terparkir disana.

Dan saat itu apa yg aku lihat membuat jantungku serasa berhenti berdetak. Mataku membelalak, mulutku membentuk huruf O yg sangat besar.

Ohhh my God..

Helm ku...
Helm ku telah lenyap.

Helm ku yg bermerek KYT berwarna merah yg harganya 350 ribu, yg tadinya tergantung di stan motor kini raip, lenyap tak berbekas.

"Ba..bagaimana bisa.." Aku tergagap dan langsung melangkah keluar cafe. Melihat aku hendak pergi, Seorang pelayan tiba-tiba menahanku, menagih uang minumanku. Aku langsung mengeluarkan selembar uang 50 ribu dan membayarnya.
"Kembaliannya ambil saja.." Kataku.

Aku kini berdiri disamping motorku.

Sial.. Bagaimna mungkin helm ku bisa raip dalam hitungan menit? Aku menatap ke kanan kiri mencari sang pencuri.

Detik itu juga, Aku langsung melihat seorang bocah berlari tak jauh dari tempatku berdiri, bocah itu berlari masuk ke sebuah lorong kecil dgn menenteng sebuah helm berwarna....MERAH.

"Heiii... Kembali.. Itu helm ku.." Aku berteriak.

Anak itu sempat berbalik menatap ke arahku sejenak, lalu kembali berlari masuk lebih dalam ke lorong.

Kurang ajar.

Secepat kilat aku berlari menyusul sang bocah biadap yg mencuri helm ku itu masuk ke sebuah lorong kecil.

Dan disinilah kisah itu dimulai:

Aku berlari sekencang yg aku bisa, melewati beberapa rumah kayu kumuh di kanan kiriku. Melewati lorong demi lorong menyusul bocah sialan yg larinya seperti atlit maraton.

Karena emosi, aku sampai tidak tahu klo aku sudah begitu jahu masuk ke dalam lorong, daerah yg sangat sempit, sebuah lorong kecil yg bahkan motor pun sulit untuk masuk. Dan parahnya tidak ada lampu jalanan.

Gelap.

Kau bisa bayangkan gelapnya bukan main. Satu-satunya cahaya hanyalah sinar rembulan yg bertengker di langit.

'Luarbinasa'

Kemana anak biadap itu?

Aku berhenti untuk mengatur nafas ku, memegang kedua lututku sambil terus mengawasi kanan kiriku. Jantungku berdegub kencang disertai keringat yg mengucur di dahi dan leherku.

Belum juga mengatur napas dgn baik, bocah itu tiba-tiba muncul dan berlari di hadapan ku, ia berbelok ke arah berlawanan.

"Hei.. Helm ku.. Kembalikan helm ku, anak kecil kurang ajar..." Aku berteriak diantara sisa-sisa napas ku...

Aku mengejarnya dan kali ini bocah sialan itu tdk bisa lari kemana2 karena jalan yg dia ambil adalah jalan buntu. Dan aku bisa dengan mudah menyergapnya.

"Hahahah.. Kau mau kemana sekarang.. Berikan helm ku. Cepaaat.." Teriak ku, emosi. Ingin rasanya menguliti anak ini hidup2. Enak saja mengambil barang milik orang lain.

"Ayo.. Sini.. Berikan helm ku.." Aku melangkah maju dan berusaha merampas kembali apa yg menjadi hak ku, helm KYT ku. Karena anak itu bertubuh kecil maka dgn mudahnya aku merebut helm itu dan mendorongnya hinggah jatuh.

"Lain kali klo mau curi Jangan helm, motor sekalian.." Kataku. "Gue jitak, kepret loe jd kodok.." Aku menggertaknya dgn helm seakan-akan ingin memukulnya. Dan ia tampak ketakutan setengah mati. Lewat cahaya bulan aku bisa melihat ia menangis. Jadi gak tega juga rasanya. Aku urungkan niat untuk menjitak kepalanya.

Merasa puas karena sdh mendapat helmku kembali, aku berbalik dan hendak pergi meninggalkan anak itu, namun langkah ku tiba-tiba terhenti. Aku menabrak tubuh seseorang yg berdiri dari tadi di belakangku, berdiri menghalangi jalanku.

Aku menengadah ke atas, melihat wajah org itu yg tinggi dan postur tubuhnya seperti ade ray. Hei, sejak kapan orang berotot ini berdiri di belakangku? Kenapa aku tidak merasakan kehadirannya?

"Hei.. Bang.. Permisi.. Aku mau lewat.." Kataku, cuek. Karena org itu tdk bergeming, aku mencoba melangkah ke samping, tapi langkahku terhenti lagi karena muncul seseorang yg perawakannya sama persis dgn org pertama, tinggi, kekar kaya babi bengkak berotot. Tapi yg ini mengenakan kupluk di kepalanya.

"gleek" aku menelan air liurku. Mati aku...

Bakal babak belur klo begini lawanku...

"Kau apakan anak itu?" Kata salah seorang dari mereka. Suaranya berat dan menyeramkan. Seperti di film-film horor saja. Menakutkan.

"Hah? Oohh.. Dia? Tidak.. Tidak aku apa2in kok" jawabku dengan suara gemetar. Yah Tuhan, bahkan suaraku pun tdk bisa menipu klo aku benar2 ketakutan sekarang.

"dia memukulku, mendorongku hingga jatuh.." kata anak kecil itu memojokkanku. Aku kaget sekalih dengan stetmen yg dilontarkannya.

"hoii, itu tdk benar, aku tidak memukulmu, apalagi mendorongmu..."

"dia bohong"

"kau... Kau yg pembohong.."

Iiihhh, sekarang aku benar2 ingin membunuh anak ini.

"ambil helm itu, itu punyaku.." anak kecil itu menunjuk ke arah helm KYT yg aku pegang. "itu punyaku, ia mengambilnya, kembalikan.." ujarnya.

"a..apa?" aku tertawa. "kau sudah sarap yah? Anak ini otaknya sudah rusak. Jelas2 ini punyaku, kau yg mengambilnya dari mot..."

"serahkan helm itu.." orang berotot itu mengancam, tanpa pedulikan omonganku, "dompetmu juga.." katanya sembari mendekat.

"a..apa?"

"kurang jelas yah omonganku?" kali ini ia mengeluarkan pisau lipat dari balik celananya. "mungkin harus pake aksesoris baru kau paham"

"Hajar saja dia" kata org berotot yg mengenakan kupluk sembari maju perlahan. Aku bisa melihat Ia mengeluarkan rantai dan melilitnya di kepalan tangannya.

Kedua org itu terus menatapku. Melihat diriku dari ujung kaki hingga ujung kepala. Waduh, kayanya aku bakal dirampok habis2an malam ini. Gawat. Harus cari akal. Bgmna ini? Hhhm...

"kau tau, ini daerahku. Apapun itu bisa aku lakukan, sekalipun menikammu dan menghabisimu" Ia memegang lenganku, mencengkramnya hingga aku merintih kesakitan.."Aaauuuww.. Ta..tanganku.." Aku menjerit.

"ambil helm itu" perintahnya, pada anak kecil itu.

Anak kecil itu mulai maju mendekatiku, ingin mengambil helm itu dari tanganku, tapi maap tidak semudah itu ia merampas helmku lagi.

Tidak dua kali.

Dengan satu ayunan yg keras aku melayangkan helm ku tepat ke kepala org berotot itu yg msh meremas lenganku.

"bruuuuak" bunyi hantaman yg cukup keras memecah keheningan malam saat helm ku beradu dgn kepalanya dan diringi rintihan kesekitan dari mulut orang kekar itu.

Dalam hitungan detik Ia langsung jatuh tersungkur ke tanah dengan seketika.

Aku sempat melihat darah segar menetes didahinya. Org itu jatuh dihadapanku, pingsan.

"kurang ajar.."

Melihat temannya jatuh, org yg satunya maju menyergapku, mengarahkan tinjunya yg terlilit rantai kearahku. Entah kenapa seperti di film-film aku bisa melihat pukulan itu dalam gerakan lambat, sebelum pukulan itu mengenaiku, aku bahkan lebih dulu mengayunkan helm ku ke arahnya. Dan kali ini bukan di kepala, melainkan di kemaluannya.

"Buaaak.." Helm ku menghantam kemaluannya dgn sangat keras.

"oooohhh.." ia merintih kesakitan sembari memegang kemaluannya dgn kedua tangan. Dan jatuh tersungkur Jr tanah bergabung dengan temannya yg msh pingsan.

"Hahahha.. Mampuss kau.." Teriakku.

Kemudian Aku mulai melirik anak kecil itu, "sekarang giliranmu anak setan..." kataku. Aku menengok kanan kiri, "hei dimna dia? Dimna anak kecil itu?"

Anak kecil itu sudah tidak ada, lenyap. cepat sekalih dia kabur. Padahal aku ingin sekalih membunuhnya. Yah sudah, mungkin lain kali saja. Aku tidak mau berlama-lama ditempat ini.

Belum lagi aku melangkah meninggalkan tempat itu tiba2 terdengar suara seseorang:

"disana.. Itu dia orangnya.." terdengar suara seseorang dari arah belakang.

Perlahan aku berbalik, dan apa yang aku lihat saat itu adalah pemandangan yg membuat jantungku ingin melompat keluar dari tubuhku, segerombolan preman melangkah kearahku. Mereka banyak sekalih, mungkin ada dua atau tiga puluh orang, melangkah kearahku. Masing2 memegang senjata tajam.

Dan tau siapa yg memimpin mereka? Anak kecil biadap tadi. Anak kecil itu berjalan dibarisan paling depan tepat ditengah2 gerombolan preman itu.

Aku bisa melihat senyum sinis terpasang di bibirnya seolah-olah menggambarkan "kali ini kau habis sudah, akan kami cincang2 tubuhmu".

Tak mau menunggu lama, aku berbalik dan langsung lari mengambil langkah seribu....
Lari sekencang mungkin, keluar dari lorong itu. Dan herannya aku malah dengan mudah menemukan jalan keluar saat itu.

Setibanya di parkiran motor ternyata masih ada satu masalah, aku mencari kunci motorku. Kunci motorku tidak ada.

Waduh, gawat.. Dimna kunci motorku? Jangan2 jatuh di sana tadi?

"Kau mencari ini...?"

Tiba-tiba Sebuah suara terdengar dari arah belakangku dan membuat ku terkejut. Waktu seakan berhenti berputar, seperti dalam sebuah films, semua serasa melambat, slow motion.

Jangan2 preman tadi? Habis lah sudah aku.

Aku langsung berbalik perlahan, antara pasrah bercampur aduk dengan kengerian jadi satu dan saat itulah Aku melihat seseorang memegang kunci motorku, seseorang yg sdh ku kenal. Ternyata temanku. Temanku yg dari td aku tunggu2. Ooohh.. Tuhan. Aku pikir.....

"Gilaa.. Kau dari mana sih?" Tanya temanku sembari menyerahkan kunci motorku. Ia tampak gusar. "aku menunggumu hampir dua jam.."

Hei kenapa jd dia yg marah2? mustinya aku yg marah, karena dia aku mengalami malam yg buruk, nyawaku hampir melayang.

"Aku dari td menunggumu. Kunci motor kau tinggal di cafe. Dan kau berantakan begini.. Ada apa?" tanya temanku lagi sambil melihat penampilanku yg berantakan kaya orang2an sawah.

Ohhh Tuhan, terima kasih. Legahnya hatiku.

Seumur hidup aku barusan legah sekalih melihat wajah temanku, itu jahu lbh baik ketimbang wajah Preman itu. Sumpah...

"Bisa kita cari tempat lain saja? Jgn disini, nanti aku jelaskan" kataku akhirnya, sembari naik ke motor dan mulai menstater motorku.

"kita mau kemana?" tanya temanku lagi.

"kemana saja asal jangan disini.." Jawabku mulai memake helm KYT ku dgn rasa syukur yg mendalam Karena helm kebanggaanku itu masih bisa membalut di kepalaku, helm yg nyaris lenyap malam itu.

Helm yg penuh kenangan, dari seorang mantan, mantan terindah....

***

Thanks, sudah baca tulisanku..
Saran dan sanjungan silahkan 'coret' di kolom komentar.

Ikuti kisah lainnya, hanya di blog ini.
Bye....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar