Jumat, 19 Oktober 2012

"Dua piring Nasi dan satu potong Ayam goreng"

Yani berlari kecil menghindari hujan sore itu. Ia berhenti disalah satu amperan warung jawa. Ia ingin berteduh sejenak disitu sembari menunggu hujan berbaik hati berhenti tumpah dari langit.

"Masuk neng, entar kehujanan" salah seorang pelayan warung itu berkata kepadanya.

"Iya mas, makasih"

Yani melangkah masuk. Ia mencari tempat duduk yg kosong. "Aku pesan teh angat satu mas," kata Yani kemudian krn merasa gak enak kalo cuman sekedar duduk saja.

Tak lama pelayan itu datang membawakan pesanan Yani.

"Makasih" ia mulai mengaduk teh itu perlahan dan sesekalih meniupnya. Hp Blackberry yg berwarna pink di keluarkannya dari saku celana jeans nya. Tak berapa lama lagu favorite nya 'Call me maybe' milik carly Rae jepsen bersenandung mantap di kedua kupingnya.

Sementara menyeruput teh hangatnya tiba-tiba seorang bapak masuk beserta dua org anaknya. Dari penampilannya Yani bisa menafsirkan klo sang bpk berprofesi sbgi pemulung atau semacamnya.

"Kamu duduk Sama adikmu nanti biar Ayah yg pesan makanannya." Kata Bapak itu kepada dua anaknya.

Ia tampak menghitung uangnya yg hanya beberapa lembar uang seribuan sebelum akhirnya menuju tempat etalase makanan. Entah kenapa Yani jd tertarik saja melihat bpk itu. Ada rasa penasaran.

"Sy pesan nasi dua dan satu ayam goreng. Klo bisa kasih kuah sayurnya agak banyak mas." pesan bpk itu, dgn nada canggung dan agak memohon.

Sang pelayan memegang uang yg diberikan oleh bpk itu. Ia menatap bpk itu dan menghitung uangnya. "Bapak duduk sj nanti kami antarkan." Ujar pelayan itu dgn nada datar.

"Makasih mas"

"Ayah, kita akan makan ayam kan?" Tanya salah satu anaknya yg paling kecil ketika Bpk itu bergabung dgn anak-abaknya.

"Iya nak. Ini kan hari ulang tahun mu. Spesial buat hari ini kita makan enak." Ujar sang Bapak dengan senyum hangatnya sembari mengacak-acak rambut anaknya lembut.

Beberapa menit kemudian pesanan bpk itupun datang. Dua piring nasi dan sepotong Ayam goreng beserta semangkuk sayur.

"Makasih mas" kata bpk itu.

"Hore Ayam goreng" teriak anaknya yg kecil. Ia ingin mengambil ayamnya namun tangannya di tahan oleh sang kakak, "kita berdoa dulu sebelum makan dik" katanya.

Setelah berdoa kedua anak itu makan dengan lahap sementara sang bapak hnya berdiam diri menonton anak-anaknya makan.

Yani bisa melihat dari tempatnya duduk betapa ingin bapak itu juga makan tetapi demi membahagiakan anak bungsunya yg ultah, rasa lapar seakan tak terasa lagi. Toh uang sang Bapak tadi hanya cukup membeli satu ekor ayam dan dua piring nasi. Dan itupun anak-anaknya pasti seumur hidupnya baru merasakan daging ayam. Dan yani yakin sang bapak butuh menabung berapa minggu untuk mewujudkan impian sang anak.
Berapa sih penghasilan pemulung? Pasti tidak cukup untuk membeli makanan enak, sudah syukur klo bisa membeli sebungkus nasi dengan satu lauk Tempe.

Tak terasa mata Yani berkaca-kaca. Dan air mata mulai mengalir jatuh membasahi pipinya. Tak mau menunggu lama, Yani memanggil pelayan.

"Aku mau pesan ayam goreng tiga dan nasi tiga piring. Kasih sayur dan tempe goreng. Klo sdh jadi tolong bawa ke meja sana." Kata Yani sambil menunjuk kearah bapak tadi dgn dua anaknya yg sedang makan.

Yani menyerahkan selembar uang seratus ribu, "ini cukup yah mas?"

Sang pelayan mengangguk. "Lebih malah.." Katanya.

"Lebihnya kasih buat mereka. Dan ingat jgn pernah memberitahu siapa yg memberi ini jika bpk itu bertanya. Makasih mas"

Dengan langkah perlahan Yani meninggalkan warung itu dan menerobos hujan yg kini tinggal rintik-rintik....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar