Selasa, 14 Agustus 2012

"Hargai orang lain, serendah apapun dia"



Aku menengok kanan kiri, berjalan perlahan menyusuri koridor yg dindingnya terbuat dari cermin yg bisa memantulkan bayangan diriku.

Di sudut lorong aku berhenti.

Seorang pelayan yg kebetulan berpapasan dengan ku menunjukkan arah kesebelah kiri tempat toilet yg aku cari.

"Makasih bu.." Kataku seraya berjalan secepat mngkn menuju toilet yg di tunjuk.

Di dalam toilet tidak ada siapa-siapa, aku seorang diri. Toilet ini cukup besar. Wajar dong, gedung yg diberi nama "Graha Pena" milik Fajar Group ini memang memiliki gedung yg cukup besar di Makassar. Jadi tdk heran jika toiletnya cukup mewah (bahkan lbh besar dari kamar tidurku sekalipun).

Tak lama, setelah buang air kecil aku kembali keluar dari toilet dan berjalan perlahan menyusuri koridor menuju ruang pesta pengantin keluarga.

Ditengah perjalanan menuju ruang pesta, ada sebuah ruangan yg mengusik perhatianku.

Ruangan itu gelap. Dan di depan pintu tertulis "selain karyawan dilarang masuk".

Tapi bukan itu yg menarik perhatianku melainkan sebuah suara tangis seorang wanita didalam ruangan itu.

Suara isak tangis.

Awalnya aku pikir, "ah, mngkn cuman sugestiku saja.."

Akupun berlalu begitu saja tanpa memperdulikannya. Belum jahu aku melangkah dari ruangan yg tertutup itu tiba2 pintunya terbuka lebar. Dan keluar seorang pria dgn setelan jas dan rambut yg disisir rapi sekalih.

Ia tampak membentak seseorang yg tidak bisa aku lihat wajahnya karena ia memunggungiku. Seorang wanita. Wanita itu menangis terisak. Tampaknya ia seorang pelayan, itu bisa ku tebak dari busana yg dikenakannya.

Pria yg tampaknya adalah atasannya itu terus membentak, mengeluarkan kata2 kasar yg tdk sepantasnya dikeluarkan oleh seorang atasan.

Aku terpaku melihat adegan itu, kakiku terasa kaku tdk mau beranjak dari tempatku berdiri.

"Apa yg kau lihat?" Lelaki itu akhirnya menghardik ku ketika melihatku memperhatikan mereka.

Aku menggeleng dan beranjak pergi, namun di belokan koridor aku berhenti dan bersandar di balik tembok, mengintip.

Tidak lama kemudian aku melihat sebuah tamparan yg cukup keras mendarat di pipi pelayan itu hingga ia jatuh tersungkur kelantai.

"Astagfirullah.." Ku tutup mulutku dgn kedua tangan. Kejam sekalih. Apa yg ada dalam pikiran lelaki itu? Ia tdk sepantasnya seperti itu.

Wanita itu msh terduduk di lantai sembari memegang pipinya dalam isak tangisnya ketika atasannya beranjak pergi meninggalkannya.

aku segera mendekati wanita itu dan membantunya berdiri.

"Anda tidak papa bu?" Kataku.

"Tidak nak.." Ibu itu berdiri dan menghapus air matanya. Ada bekas merah dipipinya. Bekas tamparan tadi.

"Pergilah.." Kata ibu itu lembut. Ia mengambil kembali sapu yg tergeletak di lantai dan mulai berjalan meninggalkanku yg msh berdiri menatap punggungnya menjahu dan menghilang di balik sebuah pintu ruangan di ujung koridor. aku termangu beberapa saat lamanya.

Hari itu aku belajar banyak dari kejadian ini.
Hidup memang keras..

Ibu itu memang hanya seorang pelayan.
tapi ia tak pantas mendapat perlakuan seperti itu.

Seekor semut mungkin terlihat tidak berdaya, tapi bisa merepotkan jika masuk ke dalam telingamu.

Sebuah duri kecil tidak berbahaya, tapi jika tertancap ke dalam daging dan tidak bisa dikeluarkan pasti akan sangat menyakitkanmu.

Begitulah dengan manusia, orang sering meremehkan orang lain berdasarkan 'sesuatu' yang mungkin kecil dan terlihat simple.

Coba bayangkan, sebuah gedung mall yang megah, jika tidak ada petugas kebersihan atau pelayan, apakah Anda bisa merasa nyaman?

Jika tidak ada bawahan, mungkinkah ada atasan?

Jika tidak ada karyawan, siapa yang jadi Boss?

Jika tidak bisa menghargai, bagaimana mungkin bisa mendidik bawahan dan menerapkan nilai-nilai kebaikan pada diri sendiri?

INGAT, Jangan Meremehkan Orang Lain!!

Sebuah pohon besar bermula dari benih bibit yang kecil. 
Tidak ada manusia yang terlahir langsung bisa berlari tanpa belajar merangkak dan berdiri.

Hargai dan hormati semua orang, tidak ada yang pantas disombongkan, harta adalah pinjaman,

Kerupawanan tidak bertahan lama, ketenaran hanya sesaat, kekuasaan dapat ditumbangkan dan semuanya pinjaman semata-mata dari TUHAN.

“Orang lain boleh membenci Anda, tapi JANGAN PERNAH membalasnya, sebab otak mengalahkan otot dan kebijaksanaan menghapus kebodohan.”

@fadlyragent

Tidak ada komentar:

Posting Komentar